Presiden Jokowi hari ini menegaskan bahwa dirinya adalah panglima tertinggi di Indonesia, yang menjadi pengatur dari seluruh pemerintahan di Indonesia. Jokowi mengatakan dengan tegas bahwa permasalahan-permasalahan yang ada, harus diselesaikan secara internal, tanpa harus menimbulkan kegaduhan dan kontroversi.
Indonesia sekarang sebenarnya sedang ada di dalam pemerintahan demokrasi yang sampai saat ini masih terus menerus mencari bentuk pemerintahan yang sesuai dan cocok.
Jokowi menekankan bahwa permasalahan di dalam kementerian, harus diselesaikan secara internal melalui rapat terbatas. Pembahasan yang ada, harus memiliki aturan-aturan dan mengikuti prosedur yang sesuai. Jangan ujug-ujug melemparkan masalah yang seharusnya tidak disampaikan ke publik, disampaikan ke publik.
Inilah yang sebenarnya harus dijaga, yakni sistem informasi yang harus sesuai dengan prosedur. Panglima TNI Gatot Nurmantyo, rasanya agak melenceng di dalam memberikan informasi. Mungkin saja informasi tersebut benar, namun apakah bijak jika informasi mengenai pengadaan 5.000 senjata ilegal dibawa menjadi makanan publik?
Rasanya ini yang harus dibenahi oleh panglima TNI. Jangan sampai polemik-polemik muncul, karena publik yang tidak siap menerima informasi tersebut, menerima informasi tersebut. Entah mengapa saya suka sekali mengulang-ulang frase, agar lebih memperjelas dan menekankan kalimat-kalimat saya. Rakyat Indonesia masih belum siap untuk menerima informasi semacam itu, apalagi mengenai ketahanan negara. Rakyat butuh kalimat-kalimat yang justru menenangkan.
Inilah yang diucapkan Jokowi, sebagai Panglima tertinggi Indonesia, di hadapan panglima TNI Gatot Nurmantyo, yang rasanya melakukan blunder mengenai pemberian informasi yang kurang tepat. Teguran Jokowi pun langsung tertuju kepada Panglima TNI. Saya tidak melihat kalimat Jokowi sebagai kalimat yang merusak karakter Gatot. Justru kalimat yang diucapkan oleh Pak De Jokowi lebih mengarah kepada perbaikan ke depannya. Fokusnya sangat jelas, yakni kerja, kerja dan kerja.
Maka tidak heran jika pada akhirnya, kalimat-kalimat damai yang diucapkan oleh Pak De, harus diterima dan tidak terbantahkan. Ini adalah keahlian Jokowi di dalam merangkai kalimat yang benar-benar mendorong motivasi.
Tidak seperti gubernur terpilih kita, yang hanya pandai merangkai kata, namun tak pandai merealisasikan. Bahkan pendukungnya malah menggunakan isu SARA. Ingatkah ada seorang haji yang diusir dari masjidnya? Inilah yang dinamakan keberpihakan. Hahaha.
Kalimat-kalimat teduh pun diucapkan oleh Jokowi, sebagai salah satu bentuk kecintaannya akan suasana perdamaian. NKRI adalah negara yang begitu luas dan tersebar begitu lebar. Indonesia yang adalah negara kepulauan, tentu lebih sulit pengelolaannya.
Untuk bepergian, kita perlu tol laut, tol udara, ketimbang jalan. Isu-isu panas rasanya mudah sekali untuk merusak dan memberikan efek perpecahan di Indonesia. Lihat saja kasus Ahok, bukan hanya Jakarta yang panas, seluruh Indonesia pun terguncang, akibat ulah satu manusia tukang edit video yang sekarang sedang menunggu vonis hakim.
Lagi-lagi, kita harus melihat kepada Jokowi, sebagai panglima tertinggi Indonesia memberikan teladan dan contoh yang benar, mengenai bagaimana kita harus berbangsa dan bernegara. Kecintaan akan NKRI harus diejawantahkan di dalam aksi-aksi yang positif dan kerja.
Rasanya, tidak berlebihan jika kita menganggap pemimpin bernama Jokowi adalah orang yang bisa menyeimbangkan antara ketahanan nasional, kesantunan dan kekuatan di dalam berpolitik selama ini. Jokowi membuktikan bahwa tidak harus menjadi orang-orang yang berlatar belakang militer, seperti Suharto, SBY bukan? Maaf saya tidak memasukkan Prabowo, karena ia selalu jadi capres abadi.
“Jangan melakukan hal-hal yang menimbulkan kegaduhan, menimbulkan kontroversi. Kita bekerja saja sudah. Dan kalau ragu-ragu agar diangkat ke rapat terbatas… Sekali lagi, kita ingin terus menjaga keteduhan, ketenteraman, ketenangan, persatuan di antara kita dan juga di masyarakat… Sebagai kepala pemerintahan, sebagai kepala negara, sebagai panglima tertinggi Angkatan Darat, Laut, dan Udara, saya ingin perintahkan kepada Bapak, Ibu, Saudara sekalian, fokus pada tugas masing-masing… Terus bekerja sama, terus bersinergi, jaga stabilitas politik, jaga stabilitas ekonomi. Tingkatkan kinerja kita. Tingkatkan prestasi kita dalam mendukung semua program yang berkaitan dengan pembangunan negara kita” kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/10/2017).
Betul kan yang Pak De katakan?
0 Response to "Keren! Begini Seruan Damai Jokowi Panglima Tertinggi, di Depan Panglima TNI"
Posting Komentar