Jokowi: PKI sekaligus Orde Baru, versi Kaum Datarians dan Cabulers




seword.com- Setelah demo 20 Oktober 2017 kemarin, resmilah Jokowi dijuluki antek Orba. Jika sebelumnya diisukan Jokowi adalah PKI sekaligus anti-Islam, karena tidak sanggup melemahkan Jokowi, maka sekarang waktunya menuduh Jokowi sebagai antek Orba. Ini apa toh le….. Aku gak bisa membayangkan, Jokowi dijuluki PKI sekaligus Orba.

Jokowi PKI

PKI dikenal tidak humanis sekaligus ateis dan karenanya menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya. Dari paham komunisnya saja sudah menunjukkan bahwa PKI tidak pantas di Indonesia. Lepas dari pada itu, PKI sudah terbukti menciptakan luka perih di hati bangsa ini. Untuk itulah PKI harus dimusnahkan dari bumi Indonesia ini. Bisa dikatakan, bagi rakyat Indonesia, PKI lebih menakutkan dari iblis.

Pada 2014 lalu, ketika Jokowi mencalonkan diri sebagai Presiden, dia dituduh PKI. Meskipun sudah dibantah dengan tegas, tetapi tetap saja isu ‘Jokowi PKI’ itu tetap saja berkembang di kalangan lawan politik. Bahkan ketika Jokowi sudah jadi presiden pun, masih ada saja yang ingin menjatuhkan nama Jokowi dengan cap PKI. Ada bukunya. Entahlah apa yang ada dalam pikiran mereka. Setelah dituduh PKI, menulis buku fitnah ‘Jokowi Undercover’ versi datarian, digulirkanlah lagi bukti Jokowi adalah PKI, yaitu kecondongannya ke Tiongkok dalam memilih investor baik ekonomi maupun infrastruktur. Tidak tanggung-tanggung, berita ini tersebar, ada meme, ada foto editan dan ada media lain yang menyatakan Jokowi PKI. Untuk melengkapinya, dicaplah pula Jokowi sebagai rezim anti-Islam yang mengkriminalisasi ulama untuk memengaruhi para ulama.

Tidak jelas siapa pelakunya. Apakah individu atau dari lawan politik. Yang jelas, mereka adalah orang-orang yang tidak senang Jokowi menjadi presiden. Dari segi logika manusia, menjatuhkan nama baik Jokowi adalah keuntungan bagi lawan politiknya bukan? Maka dapat disimpulkan bahwa penyebar dan framing isu ‘Jokowi PKI’ adalah lawan politik.

Tetapi ah… sudahlah…. Jokowi sudah mengkonfirmasi bahkan kalau ada PKI, gebuk. Masaki a ada orang yang ingin digebukin? Ketegasan Jokowi inilah yang membuat lawan tak berkutik. Mereka terpaksa harus mencari cara agar Jokowi, kalau tidak bisa dilengserkan, minimal elektabilitasnya menurun. Dan cara itu adalah menuduh Jokowi sebagai antek Orde Baru, cie cie….

Jokowi antek Orde Baru

Tetapi pada saat yang sama, Jokowi juga dituduh antek Orde Baru. Alasannya karena menggunakan cara-cara Orde Baru. Saya yakin Anda tahu siapa dan bagaimana pemerintahan masa Orba, yaitu menggunakan kekuasaan untuk melanggengkan kekuasaan dengan membungkam kritik dari masyarakat. Kekuasaan itu berupa militer dan kepolisian.

Mereka lalu menuduh Jokowi kriminalisasi ulama, anti-Islam dan melakukan tindakan represif untuk menekan demo-demo yang ada. Anda masih ingat kasus Rizieq Shihab, Munarman, dll. terkait makar dan penghinaan Pancasila serta kasus chat mesum? Kasus itu kemudian diframe dan dipoles agar menjadi isu hangat untuk menjatuhkan nama Jokowi.

Kasus terakhir adalah ketika demo BEM SI yang berakhir sedikit ricuh. Polisi terpaksa membubarkan mahasiswa secara paksa karena bertahan di depan Istana padahal sudah habis waktu demonstrasi, apalagi berencana mau bertahan di sana. Mau tidak mau polisi harus mengambil tindakan. Karena tidak mau bubar juga dengan tindakan persuasif, mulai pukul 18.00 – 23.20, maka polisi harus mengambil tindakan represif yaitu membubarkan paksa. Kenapa kepolisian melakukan itu? Karena demi keamanan dan kenyamanan warga dan negara.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin menemui pedemo yang menuntut pencabutan mandat presiden? Siapa lu? Artinya, tidak ada yang perlu diperdebatkan dari tuntutan mahasiswa pada demo tersebut. Cukup hanya didengarkan saja. Hanya orang orang buta saja yang tak mampu melihat hasil kerja Jokowi.

PKI sekaligus Orba

Memahami skenario bahwa Jokowi adalah PKI dan sekaligus Orba adalah usaha yang sia-sia. Ini seperti membayangkan seseorang memiliki dua kelamin sekaligus yang berfungsi sempurna, tak terbayangkan.

PKI mungkin saja menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan, tetapi bukan dengan membunuh diri sendiri (PKI). Bagaimana bisa? Hanya orang goblok sekelas bumi datar yang mau melakukan itu. Demikian juga Orba yang menggunakan kekuatan militer untuk menumpas diri sendiri, karena ia PKI. Kalau berbicara tentang pilihan antara PKI dan Orba berarti berbicara atau PKI, atau Orba. Lain dari itu, ngawur…

Berada di antara PKI dan Orba

Karena Jokowi bukan PKI juga bukan Orba, maka pilihan skenario terakhir adalah berada di antara keduanya. Artinya, harus menjadi solusi dari kelemahan keduanya. Jika PKI terkenal dengan komunisme-sosialis-sadisnya dan Orba dengan otoriter-kapitalis-sadisnya, maka Jokowi haruslah Pancasilais-moderat-demokratis. Jokowi bukan PKI karena ia menginginkan tegaknya Pancasila sebagai satu-satunya ideologi dan falsafah bangsa dan negara Indonesia dengan cara menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dan mempertahankannya dengan melahirkan Perppu no. 2 tahun 2017, yang pemerintahan sebelumnya tidak lakukan. Ia sangat menghargai hak-hak warga negara Indonesia yang selama ini diabaikan dengan mengadakan pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. Ia pun menghargai kebebasan berpendapat dengan tidak alergi dengan demonstrasi, mengutamakan musyawarah dan persuasi.

Kegagalan kaum datarians dan cabulers

Inilah yang tidak dimengerti kaum datarians dan cabulers. Mereka gagal paham. Mungkin karena mereka tidak tahu, tidak sanggup tahu atau tidak mau tahu, atau mungkin karena hal lain, seperti pendapat sebagian orang, yaitu hasutan dari lawan politik Jokowi. Mereka menutup mata akan hasil kerja Jokowi. Mereka hanya melihat dari apa yang gagal atau belum ditepati Jokowi. Dan cara pandang seperti ini adalah andalan cara pandang setan dan iblis, melihat kelemahan manusia untuk menghancurkannya dan menolak apa pun kebaikan manusia itu.

Yang paling lucu itu, mahasiswa yang demo kemarin bisa dikatakan kaum datarians dan cabulers. Sebab ingin menarik mandat Jokowi, mau mengulang peristiwa pelengseran Shoeharto, mengajak mahasiswa untuk melengserkan presiden, yang sudah membangun trans-Papua, trans-Kalimantan, dan trans-Sumatera. Lalu menuduh Jokowi belum berbuat apa-apa dan membiarkan negara ini digerogoti asing.

Tuntutan ini persis seperti isu yang dibawa Prabowo, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Rizieq Shihab dan HTI, dalam setiap pidato-pidato politiknya. Persis, coba saja Anda perhatikan. Mungkin sekali-sekali ada juga sih yang bagus, kata-katanya bukan isinya.

Kesimpulan

Benar bahwa belum seluruhnya janji kampanye Jokowi terpenuhi setelah memerintah selama 3 tahun; benar bahwa masih ada sejuta tantangan yang harus dihadapi NKRI. Tetapi bukan berarti Jokowi gagal, atau tidak berbuat apa-apa. Apalagi misi Jokowi belum berakhir, masih ada tersisa 2 tahun lagi. Nanti akan kita lihat, apakah dia terhitung sukses atau tidak; apakah dia berhasil menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada.



Salam dari rakyat Jelata

0 Response to "Jokowi: PKI sekaligus Orde Baru, versi Kaum Datarians dan Cabulers"

Posting Komentar