Revolusi Putih VS Revolusi Mental, Prabowo Minta Anies Masukan APBD




Ketum Gerindra Prabowo Subianto mengusulkan gerakan 'Revolusi Putih' kepada Gubernur DKI Anies Baswedan. Program Revolusi Putih diharapkan bisa masuk APBD DKI 2018.

"Realisasinya ini perlu diajukan untuk dimasukkan ke RAPBD tahun depan. Kan ini tahun fiskal, berarti mulai 2018, secepatnya," kata adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang menyampaikan usulan itu kepada Anies di Balai Kota, Kamis (26/10/2017).

Program Revolusi Putih sudah dijalankan Prabowo sejak 2009. Bentuknya adalah membagi-bagikan susu gratis untuk siswa-siswa sekolah dengan tujuan peningkatan gizi. Kata 'putih' di Revolusi Putih merepresentasikan warna susu yang umumnya putih.

Untuk DKI, Hashim mengatakan tak hanya susu yang akan dibagikan, tapi juga sarapan utuh. Siswa di DKI yang kurang mampu akan diberi sarapan berupa susu, bubur kacang hijau, dan makanan sehat lainnya.

"Ini adalah program dari Pak Prabowo, Revolusi Putih. Pada semua murid dan pelajar di DKI dari sekolah negeri dan sekolah swasta yang tidak mampu akan dapat makanan gratis. Berupa susu, kacang hijau, dan telur rebus. Itu nanti setiap hari sekolah," papar Hashim.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tak begitu setuju dengan gerakan revolusi putih yang digagas Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan lebih sepakat gerakan mengonsumsi ikan. Namun, Gerindra memiliki pandangan tersendiri soal revolusi putih.

"Prinsipnya adalah perlu ada satu revolusi, satu gerakan yang luar biasa terhadap peningkatan gizi anak. Pak Prabowo ini kan mikirnya pembangunan itu perlu sumber daya manusia yang baik," ujar Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria kepada detikcom, Jumat (27/10/2017).

Menurutnya, sumber daya manusia yang baik dilakukan melalui pendidikan yang baik. Untuk itu anak-anak harus memiliki kesehatan yang baik, otak yang baik, hingga kecerdasan intelektual yang baik, salah satunya dengan minum susu.

"Kesehatan yang baik itu juga dengan otak yang baik, IQ yang baik, itu kan perlu dengan dukungan protein, dukungan makanan. Karena itu lah protein, di antaranya susu," katanya.

"Jadi maksud Pak Prabowo anak-anak itu kan perlu gizi, protein, di antaranya kan susu. Jadi memang kami di Gerindra ada konsep yang kami sebut dengan revolusi putih. Itu sudah kami laksanakan di banyak daerah, memberi susu kepada anak-anak sekolah, khususnya anak-anak TK, anak-anak SD. Jadi memang itu sering dianjurkan, diingatkan oleh Pak Prabowo ke seluruh kader," tambahnya.

Riza menyebut, gerakan ini sangat baik untuk direalisasikan di Jakarta, khususnya bagi anak-anak yang kekurangan gizi. Riza tetap menghormati pandangan Susi yang ingin menggalakkan gerakan mengonsumsi ikan atau lebih dikenal dengan Gemarikan.

"Ya ikan itu kan maksud Ibu Menteri kan sekarang masyarakat kita ini secara umum kurang mengkonsumsi ikan, lebih banyak mengonsumsi ayam, daging. Ya itu baik saja saran Bu Menteri, tapi yang dimaksud Pak Prabowo itu kan protein, dengan gizi yang tinggi," imbuhnya.

Menurut Riza, Susi memang perlu mensosialisasikan agar masyarakat Indonesia gemar makan ikan. Hal ini karena daging ayam dan ikan harganya masih tinggi.

"Jadi memang perlu juga dipasarkan agar masyarakat Indonesia itu juga memakan ikan selain daging yang jauh lebih mahal, dan mungkin ayam juga, dan apa lagi kita kan memiliki laut yang luas, tapi ikan-ikan macam-macam," bebernya.

Riza menegaskan konsep revolusi putih yang dilakukan Prabowo untuk meningkatkan gizi anak. Susu memiliki kandungan protein yang luar biasa.

"Protein yang baik itu kan telur, susu, nah kami ada konsep revolusi putih, yaitu susu. Susu itu kan memang minuman yang bergizi tinggi, susu itu kan mudah juga dicari, kita tidak perlu mengimpor susu. Kemudian susu juga kan disenangi anak-anak, mereka senang kalau minum susu," ucapnya.

Sebelumnya Menkes Nila F Moeloek tidak setuju dengan gerakan Revolusi Putih gagasan Prabowo karena lebih baik makan ikan daripada minum susu. Susi juga sepakat dengan pendapat Nila.

"Setuju dengan Bu Menkes, lebih baik makan ikan, ikan melimpah, dan bisa mengurangi defisit," kata Susi saat ditanya wartawan.

Sebagai putra daerah saya menilai bahwa gerakan revolusi ini tindakan lebay, sebab gisi tidak hanya diperoleh dari susu, tidak semua anak suka susu, apalagi jika akhirnya yang diberikan bukan hanya susu tapi juga kacang hijau dan telur rebus, hal itu sudah pernah kita dengar dan terima sejak lama, di Pos Yandu balita sudah dikasih ini semua.

Bagi kita hal ini bukan hal baru tetapi sudah dilakukan, jadi buat apa di gaungkan lagi, lebay kata anak alay jaman now .

Hal lain yang tidak kalah menggelikannya adalah nama sebutannya Revolusi Putih , kenapa bukan Gerakan Gemar Minum Susu, nama yang dipakai Prabowo dinilai bermakna politis karena pakai istilah revolusi, ini gerakan mau tingkatkan gisi anak bangsa atau apa.

Hal lain kenapa hanya putih jika tak hanya susu yang diberikan, apakah hal ini memang bernuansa politis, putih seperti warna dasar partai kami.

Dan yang paling tidak habis pikir, mengapa harus masuk dalam APBD, kenapa gerakan ini tidak diminta keterlibatan swasta atau masyarakat saja, apakah hal ini hanya akal-akalan proyek baru di APBD.

Prabowo menilai bahwa bangsa ini akan maju jika memiliki generasi yang sehat jasmani, makan makanan bergisi, sehingga mampu melahirkan generasi muda yang cerdas, hal ini memang tidak salah, tapi kalau hanya itu orientasi kita, mempersiapkan generasi muda yang sehat jasmani dan cerdas, kita benar-benar lupa bahwa ahlaklah yang seharusnya kita perbaiki.

Kita semua tahu, di Rutan KPK itu berkumpul dan terkumpul orang-orang sehat dan cerdas, tetapi nyatanya, kesehatan dan kecerdasannya tidak membangun bangsa ini mereka justru secara bangga rampok negeri ini, mereka sehat, pintar dan cerdas tetapi tidak punya ahlak yang mulia, mereka lebih takut lapar dari pada kepada Tuhannya.

Nampaknya Revolusi Putih Prabowo mau jadi tandingannya Revolusi Mental* Jokowi, anda pilih yang mana? Jangan bilang siapa-siapa.


0 Response to "Revolusi Putih VS Revolusi Mental, Prabowo Minta Anies Masukan APBD"

Posting Komentar