Pelantikan Anies-Sandi. ©REUTERS/Beawiharta
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai pemilihan gubernur DKI lalu adalah pertarungan kekuatan modal besar dan kekuatan rakyat. Menurut Prabowo, dengan segala keterbatasan Anies Baswedan- Sandiaga Uno akhirnya bisa memenangkan pertarungan.
"Melawan kekuatan raksasa dengan kekuatan kebenaran, kejujuran dan kekuatan bersih lah yang kemarin menang saudara-saudara," katanya di hadapan ribuan kader Partai Gerindra.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam Konferensi Nasional dan Temu Kader Partai Gerindra se-Indonesia di gedung Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/10).
Menurutnya, secara materi Anies-Sandi jauh dibanding rivalnya, Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Bahkan, lanjutnya, satu hari menjelang pencoblosan uang masih bingung untuk membayar saksi.
"Kita kemarin bukan paket hemat lagi. Kalau itu 'pahe'. Menurut Bang Sandi 'paheli', paket hemat sekali," ungkapnya disambut tawa.
Dalam kondisi seperti itu, kata Prabowo, ada pihak yang mencoba mencari kesempatan. Namun mantan Pangkostrad ini tidak merinci maksud dari pihak-pihak yang mencoba mencari keuntungan tersebut.
"Ada juga yang namanya orang Indonesia cari kesempatan dalam kesempitan. Disangka kita enggak tahu," tutur mantan menantu Presiden Soeharto itu.
Dengan kondisi itu, bagi Prabowo, justru ada hikmah bisa dipetik. Menurutnya, dua ribu anggota legislatif se-Indonesia, kota/kabupaten dan provinsi datang dan bergerak di antara rakyat.
"Kadang ada hikmahnya. Terkadang terlalu banyak uang merusak diri. Kita kadang dana terbatas lahir langkah-langkah brilian. Katanya itu ilmu kepepet," canda Prabowo.
Para pensiunan jenderal, menurut Prabowo, juga tidak tinggal diam melihat situasi itu. "Dengan tak punya uang banyak jenderal-jenderal turun ke RT. Justru di RT tak pernah lihat jenderal itu," tuturnya.
Prabowo menyebut nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso dan mantan Wakil Kasal Laksamana Madya (Purn) Moekhlas Sidik turun ke kampung-kampung. "Belum jenderal-jenderal lain, belum anggota DPR, gubernur, wakil gubernur, bupati turun karena kepepet," imbuhnya.
Terakhir, Prabowo mewanti-wanti banyak pihak agar tidak mengganggu kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Dia meminta kebiasaan menghadap dihilangkan.
"Tugas mereka berat karena itu saya minta, mumpung gubernur DKI merongrong, pagi-pagi nongkrong depan ruang. Jangan merongrong, menghadap," tegasnya. [did]
0 Response to "Ilmu kepepet, 'paheli' & jasa pensiunan jenderal di balik kemenangan Anies"
Posting Komentar