Jokowi Mengorbankan “Pilpres 2019” Demi Pancasila Lewat Perppu Ormas




seword.com- Jokowi adalah orang yang tidak diragukan lagi sikap patriotik dan nasionalismenya. Bagi dia, NKRI dan Pancasila adalah nomor satu. Beliau tidak sempat untuk menanggapi segala nyinyiran dan hinaan serta fitnah yang dilayangkan kepadanya karena terlalu fokus bekerja membangun negeri. Beliau benar-benar ingin agar Indonesia segera mengejar ketertinggalan dari negara lain. Tiga tahun masa jabatannya, Jokowi berhasil membuat perubahan yang nyata di Indonesia.

Jokowi telah mengunjungi seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Daerah-daerah yang belum pernah dikunjungi oleh presiden Indonesia selama bertahun-tahun, sama Jokowi dikunjungi dan disapa. Jiwa kebapakannya membuat beliau tergerak hatinya untuk mengunjungi daerah-daerah terpencil di penghujung negeri. Bagaimanapun juga, mereka masih tanah air Indonesia yang punya hak untuk diperhartikan.

Dalam menjalani pemerintahan, perjalanan Jokowi tidak mulus. Musuh-musuh menyerang Jokowi dari berbagai bidang. Jokowi diopinikan anti-Islam, anti-ulama, antek asing dan PKI. Jokowi benar-benar dibunuh karakternya oleh pihak-pihak yang ingin menggulingkan kekuasaan Jokowi.

Beruntung Jokowi tidak terpancing. Jokowi punya cara jitu untuk melawan musuh-musuhnya dengan cara yang lebih elegan. Apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah demi keutuhan Indonesia. Disahkannya Presidential Threshold 20 persen adalah agar anggaran negara tidak boros hanya untuk menyelenggarakan Pemilu hingga dua kali. Padahal, tanpa Presidential Threshold 20 persen , Jokowi akan menang mudah di Pilpres 2019. Tapi Jokowi tak peduli hal itu. Jokowi hanya tidak ingin anggaran negara boros untuk menyelenggarakan Pemilu dua periode.

Perppu Ormas yang sekarang telah disahkan menjadi UU adalah upaya Jokowi untuk menjaga keutuhan NKRI. Hanya itu yang menjadi perhatian Jokowi. Kecintaan beliau kepada Indonesia tak terbendung. Beliau lebih sibuk bekerja untuk negeri dibanding bercengkerama dengan keluarga. Beliau lebih antusias keliling Indonesia dibanding tinggal di rumah. Beliau ingin agar seluruh wilayah di Indonesia bisa mendapat sapaannya.

Jokowi ingin menjaga marwah Pancasila dari ormas-ormas yang ingin menggantikan Pancasila sebagai pedoman negara. HTI sebagai salah satu ormas sudah jelas-jelas ingin menjadikan negara Indonesia sebagai negara Khilafah. HTI ingin mengganti pancasila dengan hukum syari’at Islam. Selain HTI, ada juga ormas yang memiliki gejala yang sama seperti HTI. Memang tidak menyatakan anti pancasila, namun dalam gerakannya terus-menerus menyerang pemerintah. Mereka lebih lihai lagi karena ingin NKRI tetap utuh, namun pakai embel-embel syari’ah.

Jokowi mengorbankan peluang menang mudah di Pilpres 2019 dengan menerbitkan Perppu Ormas. Padahal, jika Jokowi tidak menerbitkan Perppu Ormas, diprediksi akan menang mudah di Pilpres 2019 apalagi citranya sudah harum di seluruh wilayah Indonesia. Mengapa bisa seperti itu?

Dengan menerbitkan Perppu Ormas yang sekarang sudah disahkan menjadi UU, Jokowi akan semakin diopinikan sebagai presiden diktator dan anti Islam dan pro PKI. Opini seperti ini akan semakin matang. HTI dan ormas yang tidak sepakat denga Perppu Ormas tidak akan diam begitu saja melihat Perppu Ormas menghakimi mereka. Partai-partai oposisi yang menolak Perppu Ormas seperti PKS, Gerindra, dan PAN akan mengambil celah ini untuk mendulang suara.

Ada kelompok masyarakat muslim yang masih mudah diprovokasi dan mudah dipengaruhi terutama masyarakat di luar NU. Warga Muhammadiyah yang jumlahnya cukup besar juga sepertinya sepakat dengan PAN menolak Perppu Ormas. Sepertinya kecil peluang warga Muhammadiyah untuk memilih Jokowi apalagi jika berhasil dipengaruhi oleh PAN. Untuk anggota FPI, bekas HTI, dan ormas lain di luar NU juga hampir pasti tidak akan memilih Jokowi.

Dengan adanya Perppu Ormas, Jokowi membuat basis dukungan untuk dirinya yang datang dari umat Islam sepertinya hanya dari ormas NU. Perppu Ormas membuat suara dukungan ke Jokowi menyusut. Dengan intrik dan provokasi lewat media sosial, sepertinya mudah untuk membuat umat Islam di luar NU untuk tidak memilih Jokowi di Pilpres 2019 dengan opini Jokowi anti Islam dan ulama.

Namun Jokowi tidak peduli hal itu. Bagi Jokowi, saat ini bagaimana caranya bisa menjaga keutuhan NKRI. Jokowi tidak ingin setelah dirinya tidak menjabat sebagai presiden RI, eksistensi pancasila terancam oleh ormas radikal hanya karena belum ada UU yang bisa membubarkan ormas anti pancasila tanpa pemilu. Beliau rela mengorbankan peluang menang mudah di Pilpres 2019 demi pancasila.

Bagi Jokowi, urusan Pilpres adalah urusan nanti di tahun 2019. Jika memang masih dikehendaki oleh Allah untuk memimpin Jakarta, Jokowi tentu akan kembali jadi presiden. Jika kalah di Pilpres 2019, artinya Allah tidak berkehendak lagi dirinya menjadi presiden. Itu yang menjadi prinsip Jokowi. Beliau tak merisaukan Pilpres 2019.


0 Response to "Jokowi Mengorbankan “Pilpres 2019” Demi Pancasila Lewat Perppu Ormas"

Posting Komentar