Elektabilitas Joko Widodo Naik, Apakah Ujaran Kebencian akan Naik?





Tingkat elektabilitas Presiden Joko Widodo dari tahun 2015 sampai tahun 2017 meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2015 sebesar 36,1 persen, tahun 2016 sebesar 41,9 persen, dan tahun 2017 sebesar 50,9 persen. Hasil ini merupakan rilis dari yang diterima detikcom.


Dilihat dari tren semakin meningginya elektabilitas Pak Joko Widodo, bukan tidak mungkin akan menimbulkan kegelisahan yang mendalam bagi para lawan politik. Perebutan kursi RI 1 pada tahun 2019 akan semakin memanas. Akan banyak hal-hal baru yang akan dilakukan oleh lawan politik Pak Joko Widodo.

Mungkin masih menjadi tanda tanya di masyarakat, mengapa pribadi pihak keluarga dari Pak Joko Widodo, dibawa-bawa di dalam politik? Jika dilihat dari kinerja yang dilakukan pemerintahan Pak Joko Widodo, akan sangat sulit bagi lawan politik untuk menjatuhkan kredebilitas Pak Joko Widodo. Pembangunan infrastruktur dan revolusi mental telah menjamur di dalam kehidupan masyarakat.

Proses pembangunan yang dilakukan Pak Joko Widodo bersama dengan jajaran Kementerian, memang akan membutuhkan waktu yang lama. Dana yang diperlukan juga akan sangat banyak. Solusi untuk menutupi dana pembangunan adalah dari pinjaman luar negeri. Hal ini yang secara terus-menerus akan digunakan lawan politik untuk menjatuhkan kredebilitas Pak Joko Widodo.


Permainan mencampuradukkan politik dengan ekonomi akan terus digaungkan oleh lawan politik. Yang pasti para lawan politik akan terus mencari celah bagaimana cara untuk bisa menang melawan Pak Joko Widodo pada pemilu tahun 2019. Dibalik itu, sangat diperlukan kecerdasan dan kejelian dari masyarakat Indonesia untuk melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Pak Joko Widodo saat ini akan sangat berguna bagi kehidupan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang.

Di balik itu, tingkat kesempurnaan pembangunan masih menjadi tuntutan yang tajam dari masyarakat. Hal ini memang akan menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pemerintahan Pak Joko Widodo. Yang masih menjadi harapan yang sangat tinggi dari masyarakat adalah, bagaimana tingkat kemiskinan di Indonesia bisa diberantas. Karena kemiskinan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan tindakan di luar dari norma kehidupan.

Nah seiring dengan pencapaian dari Pak Joko Widodo, hingga saat ini masyarakat telah melihat banyak tindakan dan pernyataan yang menimbulkan keresahan yang mendalam di masyarakat. Bukti yang sampai saat ini masih dalam proses pemeriksaan pihak kepolisian adalah kasus Saracen. Saracen merupakan sebuah kelompok yang menyebarkan kebencian di masyarakat melalui media sosial.

Kebencian adalah musuh bersama. Setiap individu masyarakat sangat ingin menjauhkan kebencian di dalam hidupnya. Tetapi di sisi lain kebencian membuat pemikiran pribadi manusia menjadi terganggu. Mengenai kebenaran sebuah kebencian sangat sulit dideteksi secara kasat mata. Bahkan lelucon dicampuradukkan di dalamnya, sehingga penerima dengan gampang menerima kebencian tersebut.


Baru-baru ini kita dihebohkan oleh sikap seorang pemuda yang melakukan penghinaan terhadap Ibu Negara. Kata-kata yang tidak pantas diungkapkan melalui media sosial. Sontak membuat heboh pemberitaan. Apa dasar si pemuda melakukan tindakan demikian? Apa keuntungan yang dia peroleh dari tindakan tersebut? Apakah ada motif ekonomi atau politik? Saya secara pribadi mempertanyakan tindakan yang dilakukan oleh pemuda yang bernama Dodik Ikhwanto (21).

Nah, dari pendalaman penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, mencuat sebuah pernyataan “Dia mengakui yang seperti dia (pembuat ujuran kebencian) ada kelompok khusus. Ini nanti kita akan dalami lagi,” kata Yolis di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Selasa (12/9/2017).

Virus yang ditebarkan oleh kelompok Saracen masih berkeliaran menebar kebencian. Sebuah prestasi hitam yang dihasilkan oleh kelompok Saracen sangat serius untuk berantas. Orang-orang yang terlibat di dalam kelompok Saracen masih menjadi tanda tanya, apakah mereka masih menyebarkan virus kebencian?

Ini merupakan tugas yang nyata bagi pihak kepolisian RI. Memberikan kenyamanan dan keamanan hidup bagi masyarakat adalah prioritas utama. Di balik itu, kita juga sebagai masyarakat memiliki peran di dalam melakukan penangkalan terhadap ujaran kebencian yang beredar di masyarakat.

Memang kejadian yang nyata adalah saat ini. Tetapi yang paling utama, kita sangat berharap generasi kedepan bisa melihat bahwa ujaran kebencian sangat merusak dan tidak layak untuk dibicarakan di dalam kehidupan sehari-hari.



0 Response to "Elektabilitas Joko Widodo Naik, Apakah Ujaran Kebencian akan Naik?"

Posting Komentar