Saya percaya tidak ada agama di dunia yang mengajarkan kekerasan, pembantaian, dan penindasan atas alasan apapun. Semua agama mengajarkan kasih sayang, perdamaian, hidup bersama dalam bingkai kerukunan. Bahwa ada pemeluk agama yang kemudian mempraktekan kekerasan dan penindasan, jangan disalahkan agamanya, namun orangnya. Dia hanya oknum yang ingin menjelek-jelekkan ajaran agama.
Jika semua pemeluk agama di dunia mengamalkan ajaran agamanya sebaik mungkin, saya yakin hidup di dunia akan sangat indah. Tidak akan ada permusuhan antar agama, tidak ada kekerasan, penindasan, atau perampokkan. Antar pemeluk agama hidup saling menghargai, toleransi, tolong menolong, tanpa pernah memaksakan ajaran agamanya ke orang lain. Tidak ada umat beragama yang merasa paling benar dan meremehkan umat agama lain. Semua itu terjadi jika semua pemeluk agama mengamalkan ajaran agamanya sebaik mungkin.
Namun yang terjadi, tidak semua pemeluk agama mengamalkan ajaran agamanya dengan baik. Mereka salah dalam memahami agamanya. Muncul fanatisme dan merasa paling benar dalam diri pemeluk agama memicu gesekan antar pemeluk agama.
Perlu saya tekankan kembali bahwa konflik yang terjadi di Rakhe, Myanmar bukan konflik antar agama, namun geopolitik. Namun tidak bisa dipungkiri, banyak oknum yang memanfaatkan momentum ini untuk membenturkan antara Islam dengan Budha hanya karena kebetulan orang-orang yang dibantai oleh tentara Myanmar adalah orang Islam dan tentara Myanmar beragama Budha. Namun saya yakin, jika pengungsi dari Banglades yang datang ke Rakhe kebetulan bukan beragama Islam, konflik tersebut tetap akan terjadi.
Sekarang tugas kita adalah melawan orang-orang yang mencoba memanfaatkan konflik Rohingya untuk membenturkan Islam dengan Budha.
Beruntung umat Budha Indonesia justru mengecam tindakan pemerintah Myanmar terhadap muslim Rohingya meskipun satu keyakinan (Budha). Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) mengecam kekerasan yang kembali terjadi di Rakhine, Myanmar. KBI berharap pemerintah bisa mendorong organisasi PBB dan ASEAN menghentikan kekerasan di Myanmar.
KBI yang merupakan wadah dari Sangha Agung Indonesia (Sagin) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan pemerintah Myanmar tersebut. Budiman mengatakan konflik mengenai etnis Rohingya di Myanmar perbuatan biadab yang akan memetik karma.
Budiman mengatakan KBI sebagai organisasi Buddha tertua di Indonesia telah mempraktikkan hidup sebagaimana semboyan bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika. Aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine, Myanmar, sama sekali bertolak belakang dengan ajaran tersebut. KBI sepakat mengecam kekerasan terhadap etnis Rohingya sebagai kejahatan internasional terhadap kemanusiaan. KBI mendorong seluruh umat bisa bersinergi membantu menghentikan kekerasan tersebut.
Sikap yang ditunjukkan umat Budha Indonesia membuktikan bahwa konflik Rohingya tidak ada hubungannya dengan agama. Ini bukan soal pertentangan antara Islam dan Budha, namun soal politik dan ekonomi.
Umat Budha Indonesia justru merasa malu terhadap pemerintah Myanmar yang beragama Budha, namun mengkhianati ajaran cinta kasih agama Budha. Meskipun mereka satu agama, hal tersebut tidak menjadikan Umat Budha Indonesia membela Myanmar, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka mengecam tindakan pemerintah Budha dan membela muslim Rohingya.
Beruntung juga mereka tidak terpancing oleh provokasi oknum-oknum yang ingin membenturkan Islam dan Budha. Sikap seperti ini adalah sikap terbaik yang mampu meredam provokasi dari oknum. Saya yakin prvokator akan merasa kecele karena umat Budha di Indonesia justru mengecam Myanmar dan membela muslim Rohingya.
Sikap yang ditunjukkan Umat Budha Indonesia seyogyanya menjadi pelajaran untuk umat Islam Indonesia. Ketika ISIS dan Al-Qaeda yang membawa embel-embel Islam melakukan kejahatan kamanusiaan seperti pembantaian dan terorisme, makan harus dikecam oleh umat Islam di manapun tempatnya termasuk Indonesia.
Meskipun membawa embel-embel Islam, percayalah bahwa mereka bukan Islam. Islam tidak pernah mengajarkan tindakan yang ISIS dan Al-Qaeda lakukan. Jangan ragu untuk mengecam dan melawan mereka. Kejahatan kemanusiaan atas nama agama apapun tidak bisa dibenarkan.
Sangat disayangkan jika ada umat Islam Indonesia yang justru mendukung aksi-aksi yang dilakukan oleh ISIS dan Al-Qaeda, apalagi sampai membantu pendanaan dan bergabung dengan mereka. Harusnya mereka bisa belajar dari umat Budha Indonesia yang mengecam aksi biadab pemerintah Myanmar terhadap umat muslim Rohingya.
Mudah-mudahan sikap yang ditunjukkan oleh Umat Budha Indonesia mampu menginspirasi umat beragama yang lain untuk tidak fanatik terhadap agama dan jangan takut untuk mengecam oknum-oknum yang menodai ajaran agama.
“Tidak ada agama yang jahat, yang jahat adalah oknum pemeluk agama”
Sumber : https://seword.com/sosbud/umat-budha-indonesia-kecam-myanmar-umat-islam-harus-kecam-isis-dan-al-qaeda/
0 Response to "Umat Budha Indonesia Kecam Myanmar, Umat Islam Harus Kecam ISIS dan Al-Qaeda"
Posting Komentar