Sebanyak dua truk sampah berhasil diangkat oleh para relawan dan warga dari tiga sungai di dusun Pluwang, Desa Wringinputih, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Minggu (3/9/2017).
Bersih-bersih sungai bertajuk "Bhakti Sungai" oleh ratusan relawan dari Ungaran, Semarang dan daerah sekitarnya ini disebut-sebut sebagai "Kampanye Rasa Malu" setelah penerbitan sebuah Perdes (Peraturan Desa) yang menerapkan denda hingga puluhan juta rupiah kepada para pembuang sampah di sungai tidak diindahkan.
Ketiga sungai yang dibersihkan para relawan ini, yakni sungai Pule, Senayu dan sungai Sebrangan bermuara di sungai Tuntang, salah satu sungai besar di Jawa Tengah yang membelah wilayah Kabupaten Semarang, Grobogan dan Demak.
"Setelah ada kegiatan ini harapannya nanti masyarakat itu punya rasa malulah, punya rasa malu. Oh kalinya kok sudah bersih, sudah enggak pengen mengotori lagi," kata Elfrida Alifianti, salah satu relawan.
Kualitas air dari ketiga sungai ini menurun karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian sungai. Tumpukan sampah domestik terlihat menumpuk di beberapa titik sehingga menimbulkan bau busuk dan tentunya pencemaran terhadap air sungai.
Para relawan dibantu warga, berjibaku mengangkat sampah yang membusuk dari ketiga sungai ini.
Ketua Panitia Bhakti Sungai, Setyo Topan Dirgantara mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengeliminasi kerusakan lingkungan sungai yang terjadi dari tahun ke tahun. Kerusakan yang terjadi pada sungai ini meliputi kerusakan pada aspek biofisik ataupun kualitas air akibat dari perubahan tata guna lahan, pertambahan jumlah penduduk serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan sungai.
Dampak yang dirasakan kemudian adalah terjadinya banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.
Menurut Setyo, kegiatan bersih-bersih sungai ini akan dilakukan secara berkala untuk menjaga kelestarian ekositem sungai mulai dari hulu hingga hilir.
"Harapannya, ke depan warga tidak lagi membuang sampah di sungai dan mereka juga menyadari bahwa sungai itu memang penting, air itu sumber kehidupan kita," kata Setyo.
Kepala Dusun Pluwang, Iwan Supargiyanto mengatakan, sejak dua bulan terakhir pihak desa telah menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur denda bagi siapapun yang kedapatan membuang sampah maupun merusak habitat sungai.
Volume sampah menjadi berkurang hingga 60 persen sejak diterbitkannya Perdes tersebut. Namun toh demikian, masih ada saja warga yang nekat membuang sampah sembarangan. Iwan menengarai para pembuang sampah tersebut berasal dari luar desanya.
"Warga sudah berupaya tidak membuang sampah di sungai, tapi ternyata ada sebagian warga yang lewat, mereka berangkat kerja ataupun pulang kerja begitu gampangnya melemparkan sampah mereka dari rumah atau dari manapun ke sungai kami," kata Iwan.
Selain membersihkan sungai dari tumpukan sampah, dalam kesempatan ini para relawan juga memasang papan peringatan Peraturan Desa (Perdes) tentang larangan memuang sampah. Kegiatan lainnya adalah tebar benih ikan dan penanaman pohon di bantaran sungai.
Adapun pohon yang dipilih adalah pohon beringin dan pohon sengaon. Jenis pohon ini sengaja dipilih untuk dapat memaksimalkan penyerapan air tanah dan mencegah erosi karena perakarannya yang kuat.
Semua upaya yang dilakukan para relawan ini bertujuan agar kerusakan lingkungan sungai semakin berkurang. Sungai tidak lagi mendatangkan bencana, justru sebaliknya, keberadaan ketiga sungai ini akan membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga di sekitarnya.
0 Response to "Kampanye Rasa Malu, Ratusan Relawan Bersihkan Sampah di Sungai"
Posting Komentar