SEWORD.COM-Prabowo nampaknya mulai cerdik dalam menjalankan strateginya. Dirinya Nampak mulai sadar bahwa apapun pernyataan yang keluar darinya, akan menjadi sorotan. Dia mungkin mulai menyadari bahwa pernyataan yang dilontarkannya justru semakin membuat elektabilitasnya terjun bebas.
Tidak mustahil jika sosok Jokowi telah menginspirasi Prabowo. Sosok Jokowi yang lebih banyak bekerja dan tidak terlalu menanggapi tuduhan dan fitnah yang diarahkan kepadanya, ternyata membuat elektabilitasnya semakin meroket.
Menurut beberapa lembaga survey, elektabilitas Jokowi jauh mengungguli Prabowo. Beberapa survey juga menyebutkan Jokowi adalah sosok yang paling diinginkan menjadi presiden di Pilpres 2019.
Beberapa pernyataan blunder Prabowo membuat elektabilitasnya terjun bebas. Prabowo dikecam banyak pihak karena dinilai melontarkan pernyataan yang tidak seharusnya dilontarkan oleh ketua partai. Kita tentu ingat ketika Prabowo mengatakan bahwa presidential threshold adalah lelucon politik. Akibat pernyataan ini, masyarakat mulai meragukan kapasitas Prabowo sebagai capres. Justru pernyataan Prabowo itu yang merupakan sebuah lelucon, karena di Pilpres 2009 dan 2014 dimana saat itu dia ikut bertarung juga menggunakan aturan presidential threshold20%.
Blunder terbaru Prabowo saat dia mengatakan bahwa bantuan yang diberikan Jokowi untuk muslim Rohingya adalah pencitraan. Dia sepertinya sudah tidak bisa lagi bermain cantik sehingga tak mampu mengendalikan diri hingga turun ikut aksi bela Rohingya dan puncaknya mengatakan kalau bantuan Jokowi adalah pencitraan. Logika kemanusiaan pasti akan mengecam pernyataan Prabowo, pencitraan atau bukan, sebuah bantuan kemanusiaan tetap patut diapresiasi.
Pernyataan blunder Prabowo dinilai sangat tidak etis. Perlahan namun pasti, sepertinya banyak masyarakat yang mulai ragu untuk mendukung Prabowo setelah mendengar pernyataan kontroversial tersebut. Prabowo semakin dikecam dan dihujat. Orang semakin sadar bahwa kelas Prabowo sangat jauh berada di bawah Jokowi.
Prabowo nampaknya sadar dengan blundernya. Dia sedang meratapi kesalahannya. Dia sedang mencoba untuk menahan diri untuk mengeluarkan pernyataan yang tidak perlu. Isu PKI yang sedang panas-panasnya juga tidak membuat Prabowo tertarik untuk ikut berkomentar.
Blunder Gatot saat melontarkan pernyataan bahwa ada 5000 senjata illegal yang masuk ke Indonesia juga tak juga membuat Prabowo tertarik untuk berkomentar. Padahal, beberapa mantan jenderal ikut mengomentari. Beberapa tokoh juga membuat analisis bahwa ada gelagat Gatot ingin terjun ke dunia politik.
Toh, tanpa berkomentar pun, situasi yang terjadi sudah seperti yang dia inginkan. Jika ikut berkomentar takutnya hanya akan menjadi blunder. Prabowo memilih diam sambil berharap Jokowi terus dilibatkan dan dihubung-hubungkan dengan isu PKI dan blunder Gatot.
Prabowo senang jika Jokowi disibukkan dengan urusan isu PKI, nobar film PKI, dan blunder Gatot soal 5000 senjata illegal. Dirinya tidak perlu melibatkan diri, biarkan orang lain yang menyerang Jokowi lewat isu PKI. Biarkan Gatot yang menggoyangkan pemerintahan dengan blunder 5000 senjata illegal.
Namun sayang sekali, Jokowi adalah pemain catur ulung dan pakar strategi. Kecerdasannya dalam membaca situasi membuatnya sulit sekali masuk ke dalam jebakan lawan. Seperti halnya Prabowo, Jokowi sepertinya juga sedang mengamati apa yang Prabowo lakukan ketika isu PKI dan blunder Gatot semakin memanas. Dan ternyata Prabowo memilih untuk bungkam.
Melihat bungkamnya Prabowo, tentu menjadi pertimbangan langkah Jokowi selanjutnya. Jika Prabowo tidak melibatkan diri, itu artinya Jokowi tidak perlu turun tangan untuk menyelsaikan persoalan. Jika Prabowo tidak turun gunung, itu artinya persoalan belum begitu mengkhawatirkan. Jokowi seperti tidak ingin Prabowo tersenyum puas melihatnya disisbukan oleh isu PKI dan blunder Gatot.
Jokowi cukup mengutus Wiranto untuk menyelesaikan persoalan yang muncul akibat blunder Gatot. Wiranto dan Gatoto satu level. Jokowi yakin Wiranto mampu menyelesaikan persolan ini. seperti biasa, dengan gaya kebapakan, Jokowi kembali bekerja seperti biasanya dan dengan bahasa simbol, Jokowi menyampaikan bahwa kondisi Indonesia sedang baik-baik saja. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan dari isu PKI dan blunder Gatot.
Untuk meredakan situasi dan kondisi yang sedang panas, Jokowi memilih jalan lain. Jokowi memilih mengunjungi pengungsi warga gunung Agung, memberikan ketenangan dan rasa aman terhadap warga, menghadiri penutupan pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi di Indonesia, serta menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan, (PKH), dan sertifikat tanah untuk warga.
0 Response to "Prabowo Bungkam, Berharap Jokowi Terlibat dalam Blunder Gatot, Namun Wiranto yang Maju"
Posting Komentar