seword.com- “Di tengah lalu lintas informasi yang begitu cepat, kita harus selalu waspada. Kita harus selalu menjaga nilai-nilai kebangsaan dan kerakyatan kita… Saya minta FKPPI mendukung pemerintah, membantu memberantas kemiskinan, memperkecil ketimpangan, dan merajut kerja sama dari seluruh nusantara…” ujar Jokowi. SUMBER
Di hadapan para anggota Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) pada upacara kebangsaan di Monas, Sabtu 9 Desember 2017 pagi, Jokowi mengingatkan masyarakat agar selalu mewaspadai peredaran berita bohong atau hoax yang menyesatkan dan menghilangkan arah pemikiran bangsa ini. Pemberantasan berita bohong dan ujaran kebencian yang merusak otak rakyat, sudah beberapa kali sebenarnya diucapkan oleh Jokowi.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memang berada pada masa-masa sulit, mengapa? Karena di dalam arus perkembangan teknologi yang begitu cepat, berita bohong bisa dianggap benar oleh orang-orang, apalagi mereka yang baru gede.
Anak baru gede yang sering disingkat ABG ini merupakan anak-anak yang tidak muda, mereka sudah belasan bahkan puluhan tahun hidup. Sayangnya, mental, karakter kebangsaan, dan otak yang tidak berkembang, dan cenderung rasis, membuat pengguna media sosial ini malah menggunakan teknologi buatan Amerika ini untuk saling menghasut, melakukan ujaran kebencian, dan merongrong NKRI.
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sudah menjadi korban pemberitaan palsu, oleh orang-orang yang saya katakan kerdil intelektual. Orang-orang baik, dan politisi jujur dihantam sedemikian rupa oleh ratusan, ribuan, bahkan jutaan akun bodong.
Saracen, salah satu penyedia jasa layanan seksi ini, yang sudah tercyduk, masih belum sepenuhnya lumpuh. Para simpatisan yang sekarang sedang bergerilya di media sosial, mulai tersebar. Ibarat kanker, penyebar hoax tersebut tidak bisa hilang 100 persen, tetap saja ada orang-orang baik yang dibully, hanya karena pesanan para politisi yang ada.
Siapa politisi tersebut? Pertama, mereka adalah orang-orang yang tidak suka dengan pemerintah yang jujur. Kedua, mereka adalah penguasa lama yang sekarang merasa kekeringan, karena lengan-lengan gurita yang menghisap darah para kaum ekonomi ke bawah, sudah dipotong oleh pemimpin yang bersih, transparan, dan profesional, kalau disingkat BTP.
Sampai sekarang, kesedihan saya terhadap vonis Ahok tetap ada, tidak bisa dihilangkan. Betapa tidak, orang-orang jujur seperti Ahok, harus dipenjara, hanya karena keseleo lidah. Ini sudah jelas akibat dari apa yang dilancarkan oleh pegiat medsos yang tidak bertanggung jawab.
Maka inilah yang saya rasa, sedang terjadi, yakni penyebaran berita bohong dan hoax, yang merusak marwah Pancasila dan NKRI. Jadi, sederhananya, tidak heran jika Jokowi mengingatkan para warga, khususnya kepada para anggota FKPPI untuk memberantas hoax. Tidak tanggung-tanggung, Pak De bicarakan ini di hadapan Anies Baswedan, gubernur yang didukung oleh anggota Saracen.
Di dalam acara FKPPI, nampak pula foto antara Presiden Joko Widodo dengan mantan istri Prabowo, Titiek Soeharto. Wah, tentu foto ini bukan hoax, karena memang jelas, foto ini diunggah oleh salah seorang informan di lokasi yang hadir secara langsung dalam upacara kebangsaan ini. Apakah foto ini nantinya akan merupakan sebuah kode untuk RI 1 dan RI 2? Bagaimana ini?
Saya penasaran, dan saya bertanya-tanya, jika benar, tentu bukan ada yang kejang lagi, melainkan ada yang tegang. Ea. Siapa yang tegang? Apakah ia masih bisa tegang? Ah sudah lah. Saya tidak sedang fokus membahas ini. Kembali ke topik awal.
Upacara kebangsaan FKPPI dengan Presiden yang juga dihadiri oleh Titiek Soeharto, mantan istri Prabowo, tentu memberikan sebuah pesan tersendiri. Saya cukup yakin, di tengah pemberitaan hoax yang semakin dahsyat, terbentuk sekelompok orang atau simpatisan Jokowi tanpa bayaran, untuk membela dan mendampingi Presiden, melangkah di tahun politik.
Tahun politik yang berat, menandakan bahwa isu-isu SARA dan sensitif akan siap-siap dimunculkan, mengingat keberhasilan penggorengan isu tersebut di DKI Jakarta. Mereka akan mencoba dengan skala yang lebih besar.
Semoga Tuhan melindungi Indonesia dari serangan-serangan kaum bigot yang benar-benar tidak bertanggungjawab. Hanya demi sebuah kekuasaan, mereka menggadaikan harga diri mereka, menggadaikan ketenteraman para warga, dan mengoyak-ngoyak tenun kebangsaan, dan mengubahnya menjadi tenun kebangsatan.
Inilah yang sudah terjadi, dan benar-benar berhasil dilakukan di DKI. Pengelolaan yang terstruktur, sistematis dan masif, dilakukan oleh agen-agen Saracen yang sekarang sudah mulai berdiaspora. Semoga masih ada tangan yang tak terlihat, menopang Indonesia dan segala isinya.
0 Response to " Jokowi Minta Garda FKPPI Berantas Hoax, Tahun Politik Diprediksi Mengerikan!"
Posting Komentar