FPI akan Tinggalkan Facebook, Selamat Datang Geevv, Callind dan Redaksitimes





seword.com-  Facebook. Hampir semua orang, khususnya generasi milenal mengenalnya. Mulai dari murid TK hingga kakek nenek menggunakan facebook. Mulai dari pengangguran hingga presiden juga memiliki akun facebook.

Bahkan tidak jarang diantaranya dapat jodoh dari facebook. Seperti tetangga saya yang menikah dengan perempuan asal Sumatera Selatan yang dikenalnya lewat facebook. Saling berkirim pesan melalui mesenger. Kemudian memberanikan diri untuk saling bertemu di dunia nyata. Setelah dirasa cocok, akhirnya menikah.


Namun, sangat disayangkan, tetangga saya tersebut, akhirnya bercerai dengan istrinya. Mereka sama-sama berkeras hati ingin tinggal didaerah masing-masing, tidak ada yang mau mengalah. Sungguh kisah yang dramatis, lebih dramatis dari film korea.

Facebook merupakan media sosial yang begitu popular, besutan Mark Elliot Zuckerberg. Seorang pemrogram komputer asal Amerika Serikat.

Begitu populernya facebook, hampir setiap negara menggunakannya. Yang mana, tidak lepas dari fitur-fiturnya yang menarik dan sederhana. Seperti dapat berkirim pesan, posting foto, update status, hingga bisa kepo alias dapat melihat dinding pengguna facebook lain.

Aktivitas mantan pun dapat dipantau, walau sudah jarang ketemu, hanya dengan melihat dinding facebooknya. Begitu hebatnya facebook.

Akan tetapi, teknologi sama seperti pisau. Bersifat netral. Dapat digunakan untuk kebaikan, seperti menyebarkan informasi penting, berdakwah, mengajak pengguna facebook lain untuk cinta tanah air dan berjualan online. Facebook juga dapat digunakan untuk kejahatan.

Jika facebook digunakan untuk hal yang negatif, dampaknya pun tidak main-main. Masih segar diingatan kita bagaimana Buni Yani yang mengubah transkrip video pidato Ahok di Kepulauan Seribu dengan menghapus kata 'pakai', sehingga menimbulkan kebencian terhadap masyarakat berdasarkan SARA. Itu juga melalui facebook.

Dampaknya, 76 miliar uang negara habis hanya untuk mengamankan pendukung Anies-Sandi dan pendukung yang lain mendemo Ahok.

Coba uang 76 miliar tersebut digunakan untuk biaya sekolah murid miskin. Akan ada puluhan ribu siswa terbantu karenanya. Sunggu terlalu Buni Yani.!

Karena penggunaannya dapat berdampak negatif, maka facebook membuat kebijakan melarang beberapa konten diupload di facebook. Diantaranya konten pornografi, ujaran kebencian terhadap suku agama dan ras tertentu serta hoax.

Jika masih bandel juga melakukan pelanggaran, maka facebook tidak segan-segan membelokir penggunanya tanpa melihat latar belakang pengguna tersebut.

Banyak pengguna facebook, ketika mau log in, akunnya sudah tidak ada lagi. Bagi yang tidak tahu pasti bertanya-tanya, kemana facebook saya? Apakah diretas oleh hacker? Padahal diblokir oleh perusahaan facebook.

Salah satu yang menjadi korban pembelokiran facebook adalah FPI. FPI yang memiliki banyak laskar dan aktif mendukung Anies-Sandi di Pilgub DKI Jakarta tentu membutuhkan facebook untuk kampanye. Namun, akun ormas yang dikomandoi oleh Rizieq Shihab tersebut dinonaktifkan oleh facebook.

"Sudah berulang kali, situs dan akun-akun kami di media sosial diblokir. Kami sangat dirugikan," tutur anggota FPI Novel Bamukmin, pada Jumat (22/12/2017).


Situs-situs FPI yang diblokir semua jenis media sosial, mula dari facebook sampai instragram, tambah Novel.

Ternyata, tidak hanya facebook yang memblokir akun FPI. Tapi, instagram dan twitter ikut-ikutan menonaktifkan akun ormas yang sering memaksakan kehendak tersebut.

Menurut Novel, FPI dirugikan akibat pemblokiran tersebut. Karena, FPI perlu situs dan akun media sosial untuk menggalang dukungan untuk bantuan kemanusiaan. Kami ini kan terdepan dalam urusan bantuan kemanusiaan. Termasuk bantuan untuk palestina, tegas Novel memuji FPI.

Begitu kesalnya Novel dan kawan-kawan sesama FPI kepada facebook, mereka pun mengancam akan demo ke kantor facebook dan Kemkominfo. "Selama ini begitu diblokir kita bikin baru. Tapi kami akan melawan ini. Kami akan melakukan aksi di Kemkominfo dan Facebook," ucap Novel.

Di samping itu, ternyata FPI telah menyiapkan aplikasi pengganti facebook, whatsap maupun google. Ketiga aplikasi tersebut yaitu Geevv, Callind, dan Redaksitimes.

Seperti yang dilansir oleh tirto.id, berikut tautan situs aplikasi alternatif untuk menggantikan Facebook: http://redaksitimes.com, pengganti Google: http://geevv.com, dan pengganti WhatsApp: http://callind.com.

Novel menjelaskan, ketiga aplikasi tersebut masih dalam tahap pengembangan, tapi sudah layak untuk digunakan dan bisa dijadikan alternatif selain Facebook, WhatsApp, dan Google yang baginya adalah produk Amerika Serikat.

Jika aplikasi yang dipromosikan oleh FPI ini selesai pengerjaannya dan telah sempurna, maka tidak menutup kemungkinan FPI akan benar-benar meninggalkan facebook, instagram dan twitter yang pernah memblokir akun mereka.

Selamat tinggal facebook, instagram dan twitter. Selamat datang Geevv, Callind, dan Redaksitimes.

0 Response to "FPI akan Tinggalkan Facebook, Selamat Datang Geevv, Callind dan Redaksitimes"

Posting Komentar