Survei CSIS: Milenial Pengguna Medsos Lebih Pilih Prabowo daripada Jokowi



Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Widodo, berfoto bersama, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama istrinya Fery Farhati Ganis, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Istrinya Nur Asia dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, seusai pelantikan Gubernur DKI Jakarta, di Istana Kepresidenan, Senin (16/10/2017). Anies-Sandi akan memimpi Jakarta selama 5 tahun dari 2017-2022.(BIRO SETPRES / AGUS SUPARTO)



JAKARTA, KOMPAS.com - Survei nasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan kaum milenial pengguna media sosial terbelah preferensi politiknya terhadap dua figur calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Survei dilakukan sedikitnya terhadap empat media sosial terpopuler, yakni Facebook, Twitter, Path, dan Instagram. Dari ketiga media sosial tersebut, Prabowo lebih unggul.

"Kita melihat di akun-akun seperti Twitter, Path, Instagram justru lebih banyak akun-akun yang preferensi politiknya ke Prabowo," kata Peneliti CSIS, Arya Fernandes saat dikonfirmasi, Sabtu (4/11/2017).

Dari total 81,7 persen generasi milenial yang memiliki Facebook, 30,6 persen di antaranya memilih Jokowi ketimbang Prabowo. Prabowo hanya dipilih oleh 28,6 persen.

Sedangkan dari total 23,7 persen generasi milenial yang memiliki akun Twitter, 24,6 persen di antaranya memilih Prabowo, sedangkan Jokowi hanya 22,5 persen.

Berbeda lagi dengan media sosial Path. Sebanyak 25,8 persen generasi milenial pengguna Path memilih Prabowo. Hanya 21,6 persen yang memilih Jokowi.

Adapun dari 54,7 persen generasi milenial pengguna Instagram, 29,6 persennya memilih Prabowo sedangkan 26,5 persen lainnya memilih Jokowi.

Hal ini menjadi tanda tanya, mengingat Jokowi cukup aktif di media sosial, seperti Twitter atau video blog (vlog).

Arya menambahkan, hal ini bisa dibaca dua hal. Pertama, Jokowi menyadari kelemahan tersebut sehingga perlu digenjot. Kedua, sosialisasi Jokowi di media sosial memang tidak efektif bagi pemilih Jokowi.


Namun, Jokowi masih unggul di sisi elektabilitas ketimbang Prabowo. Meski begitu, ektabilitas Jokowi di mata milenial dan non-milenial timpang, yakni 33 persen (milenial) dan 54,2 persen (non-milenial).

Sedangkan pemilih milenial dan non-milenial Prabowo relatif seimbang, yakni 25 persen (milenial) dan 24,5 (non-milenial).

"Non-milenialnya dominan sekali tapi (pemilih) milenialnya kecil. Jadi ini juga PR bagi Jokowi bagaimana untuk meningkatkan dukungan di kalangan milenial," kata Arya.

Meski dari sisi distribusi suara masih tersebar kepada figur Jokowi dan Prabowo, namun Arya mengatakan generasi milenial cenderung membuka ruang untuk munculnya tokoh baru.

Dari hasil survei elektabilitas, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menempati posisi ketiga setelah Jokowi dan Prabowo dengan 5,8 persen, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di posisi keempat dengan 4,8 persen, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di posisi kelima dengan 4,7 persen, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di posisi berikutnya dengan 4,2 persen.

"Mereka juga lagi proses di internal generasi milenial ini untuk menyeleksi siapa tokoh-tokoh baru yang diharapkan bisa memberi harapan bagi mereka," kata dia.

Survei nasional CSIS dilakukan pada periode 23 hingga 30 Agustus 2017 terhadap 600 sampel. Adapun responden yang dikategorikan generasi milenial adalah responden dengan rentang usia 17 sampai 29 tahun.


Responden dipilih secara acak (multistage random sampling) dan proporsional dari 34 provinsi di Indonesia.

Margin of error dari survei ini sebesar 4 persen untuk milenial dan 3,38 persen untuk non-milenial. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Quality control penelitian menggunakan 20 persen sampel melalui spot-check dan 50 persen diverifikasi via telepon.

0 Response to "Survei CSIS: Milenial Pengguna Medsos Lebih Pilih Prabowo daripada Jokowi"

Posting Komentar