SOAL KECEBONG, HARGAI ROY SURYO! JOKOWI TIDAK BERBESAN DENGAN KORUPTOR






seword.com- Roy Suryo menyebut proyek kecebong! Top. Pasca rencana SBY dan Demokrat menjual nama yang masih belum tercemar si Agus yang berlangsung mulus, kedok asli SBY dengan perusahaan politik Demokrat-nya ketahuan lewat pernyataan Roy Suryo. Dengan nyinyirnya, Roy Suryo, yang memopulerkan kecebong, secara tidak sadar membuka kedok niatan politik asli Demokrat: pengecut dan culas.

Partai Demokrat besutan dan milik SBY – dan SBY – sendiri memang sangat licin dan susah dipegang buntutnya, atau ekornya, meskipun sudah diikat di tiang gubuk reyot di tengah sawah, masih tetap tidak berdiam. Kelincahan maneuver itu kadang terlihat dari sisi lain, dari pentolan bukan SBY-nya.

Terkait dengan pernyataan Roy Suryo, maka kaum waras harus menahan diri dan justru harus menghargai dengan penghargaan tertinggi dan setinggi-tingginya untuk manusia hebat makhluk Allah SWT bernama Roy Suryo itu. Berilah dia penghargaan.

Proyek Kecebong Jokowi

Tentang kecebong. Proyek bohong-bohongan memang menjadi napas, sendi, pikiran, niat, jiwa dan darah para pentolan Demokrat tampaknya. Fakta tentang dipenjarakannya hampir semua pentolan koruptor seperti Nazar, Angie, Andi, Anas, Hartati Murdaya, Sutan Bathoegana, menunjukkan jati diri mereka. Mereka adalah manusia korup yang suka bohong-bohongan.

Maka dengan seenaknya Roy Suryo mengucapkan proyek kereta Bandung-Jakarta pun bohong-bohongan – hanya karena adanya rencana pemberhentian di empat tempat – antara Jakarta-Bandung. Orang bahlul pun akan paham jalur kereta api harus memiliki pemberhentian sesuai kebutuhan – bukan langsung tak berhenti dari satu titik ke titik lain. Bukan. Dan …orang Demokrat seperti Roy tidak paham tentang hal ini.

Roy Suryo Tukang Nyinyir

Nah, celakanya kata kecebong adalah ikon wujud pengejekan yang justru akhirnya diangkat oleh Relawan Jokowi untuk bangga dan tidak minder dibilang kecebong. Namun, jika yang mengucapkan itu kaum Bumi datar, atau yang memiliki otak dan jiwa seperti Roy Suryo – yang termakan oleh paparan media sosial dan sok ikutan nge-trend, maka itu wujud pernyataan nyinyir. Dan, itu ciri Roy Suryo memang. Produk khas Demokrat.

Publik tahu tentang SBY dan Demokrat – tempat bersemayamnya Roy Suryo. Berbagai manuver yang berlawanan dengan kewarasan manusia normal pun dilakukan sebagai perwujudan menampakkan kekuasaan. Contohnya, UU tentang Pemilihan Bupati/Walikota oleh DPRD setempat dan menghilangkan pemilu langsung. Yang tujuannya adalah menancapkan kekuasaan dan menghilangkan partisipasi rakyat dalam demokrasi.

Hati-hati dengan SBY dan Demokrat



Publik harus paham intrik-intrik politik yang sering keluar secara tidak sadar ketika terjadi over-excited. Rancangan rahasia yang disepakati di dalam pertemuan internal partai keluar dengan tidak sengaja. Bukan hanya tentang materi pembicaraan, namun tentang suasana permusuhan yang dibangun, bisa muncul ke permukaan dalam bentuk yang oleh pakar dan analis psikologi politik mudah dikenali.

Sepandai-pandai berpolitik, aliansi dan trust menjadi bagian penting dari partai politik. Terkadang dalam politik tidak dibutuhkan kecerdasan, namun kebersamaan, loyalitas, dan komitmen sangat dibutuhkan. Kecerdasan berpolitik terkadang tidak perlu mengumbar omongan nyinyir.

(Jokowi adalah salah satu yang menghindari nyinyir – cukup pendukung dan relawan yang melawan. Itupun untuk menjaga mesin relawan tetap on, dan wujud pembelaan tetap ada di dalam diri mereka. Sementara SBY berkali-kali menjadi provokator berteriak tak karuan seperti dalam kasus Ahok – yang tujuannya mengriminalisasi Ahok dan memberi panggung untuk Agus dan Islam radikal.)

Kaum Kecebong Beneran Menghargai Roy Suryo

Nah, dalam kaitan dengan kata kecebong, saya malah menghargai dan hendak memberikan gelar tambahan untuk Roy Suryo? Saya malah sangat salut dan hormat grak dengannya. Saya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya baginya. Dia adalah orang yang sangat pantas dihormati di dunia sampai akhirat kelak, menurut saya.

Wahai aduhai yang maha mulia Roy Suryo? Saya hendak memberikan gelar tambahan yang hebat buat panjenengan dalem. Pantasnya apa ya? Oh ya. Urusan gelar partikelir dan tidak resmi kan boleh sesuka hati. Bentar, nginget-inget dulu. Apa dan bagaimana sejarah gelar. Buka buku Babat Tanah Djawi terbitan zaman Belanda – dalam bahasa Jawa halus. Pas.

Lah, ternyata sejarah tentang pemberian gelar ningrat kepada para raja – yang keturunan para petani yang akhirnya menjadi penguasa Kerajaan Mataram-Pajang – sebelumnya Demak, juga dibuat asal dibuat untuk kebesaran diri.

Itu sejarah keluarnya, munculnya, lahirnya gelar kebangsawananan, tidak hanya di Mataram, namun di seluruh dunia. Pemberian gelar kebangsawanan hanya untuk orang kaya, atau dianggap kaya. Atau dianggap berjasa untuk kekuasaan, Baron, Knight, Raden, Ningrat, Kanjeng, dan sebagainya sebagai wujud meninggikan diri.

Nah, kembali untuk Roy Suryo. Saya hargai dengan gelar panjang saja. Kanjeng Raden Tumenggung Hangabehi yang Dipertuan Agung Ingkang Jumeneng Wonton Mergi Ingkang Mboten Leres alias KRT HAD IJW MIML Roy Suryo. Klop. Top. Kalau mau gelar itu ya ambil. Kalau tidak saya ambil kembali lho Roy Suryo, piye jal?

Itulah gelar kehormatan politik orang hebat Indonesia. Kalau dalam sejarah ada juga gelar-gelar hebat yang memang oke. Orang yang meninggal di dekat sungai maka dijuluki Pangeran Sedo Ler Lepen. Pangeran Blarak Kapungkur. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Kecebong biar kecebong. Namun yang pasti Jokowi, dan para kecebong berbaris berenang rapi di kolam dengan otak 200 gr, tidak pernah berbesanan dengan koruptor seperti SBY yang besannya si Aulia Pohan adalah koruptor di BI – YPPI BI. Salam bahagia ala saya.

0 Response to "SOAL KECEBONG, HARGAI ROY SURYO! JOKOWI TIDAK BERBESAN DENGAN KORUPTOR"

Posting Komentar