SELURUH HIBURAN MALAM AKAN DITUTUP, ANIES : KITA TIDAK AKAN BIARKAN PROSTITUSI DI DKI






seword.com- Gubernur Anies Baswedan menghentikan izin usaha Hotel Alexis. Anies tak mau membiarkan prostitusi ada di Jakarta.

"Kita tegas. Kita tidak menginginkan Jakarta menjadi kota yang membiarkan praktik-praktik prostitusi," kata Anies kepada wartawan di Balaikota DKI Jakarta, Senin (30/9/2017).

Langkah itu diambil Anies dengan mendengarkan keluhan dari warga dan pemberitaan media massa mengenai Alexis. Hal itu juga senada dengan apa yang disampaikan Anies-Sandi pada masa kampanye.

"Kita mendengar laporan, mendengar keluhan dari warga, dan juga pemberitaan-pemberitaan. Karena itu seperti juga kita sampaikan selama kampanye kemarin bahwa kita akan mengambil sikap tegas kepada Alexis," kata Anies.

Anies mengatakan surat penolakan izin usaha Alexis sudah dikeluarkan sejak Jumat (27/10) lalu. Dengan penolakan itu, membuat kegiatan bisnis yang ada di Alexis menjadi ilegal.

"Sudah habis. Otomatis, maka tidak punya izin lagi kemudian. Kan sudah habis, kemudian dengan begitu, tidak ada izin lagi, otomatis kegiatan di situ bukan kegiatan legal lagi. Kegiatan legal adalah kegiatan yang mendapatkan izin, tanpa izin, maka semua kegiatan di situ bukan kegiatan legal," kata Anies.

Pemprov DKI menolak daftar ulang Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) yang diajukan Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis. Penolakan itu tertuang dalam surat bernomor 68661-1.858.8.

Surat tersebut merupakan tanggapan atas surat dari Alexis dengan Nomor 026B/GAH/X/17 yang dikirim sehari sebelumnya, atau tanggal 26 Oktober. Dalam surat itu, Alexis menanyakan alasan daftar ulangnya belum diproses. Pihak Alexis juga menyebut selama ini daftar ulang yang mereka ajukan setiap tahun selalu keluar.

Surat dari Alexis itu dibalas Pemprov DKI dengan surat bernomor 68661-1.858.8 yang diteken oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta Edy Junaedi.


Dapat dipastikan bahwa tempat-tempat hiburan lain di Jakarta akan bernasib sama seperti Alexis.

Seluruh tempat hiburan malam di Jakarta akan ditutup seperti Alexis sehingga tidak dapat lagi beroperasi.

Kota Jakarta akan jadi kota yang bebas prostitusi, suci, dan bebas dari dosa.

Pertanyaannya, jika hal ini benar-benar terjadi, apakah Jakarta benar-benar jadi seindah visi dan mimpi sang Gubernur? Jawabnya belum tentu.

Kita semua tahu, kehidupan kota metropolitan seperti Jakarta tentunya tak luput dari hiburan malam.

Kita semua tahu, bahwa hiburan malam di Jakarta saat ini telah merebak dan beroperasi begitu besar dan luas, tak dapat kita pungkiri, dari satu tempat hiburan malam seperti Alexis saja telah menjadi sumber pendapatan daerah yang sangat besar, bila dikalikan dengan jumlah tempat dan nama tempat hiburan malam seperti Alexis maka kita akan temukan nilai yang sangat besar dan fantastis.

Tak dapat kita sangkal, tempat-tempat hiburan malam di Jakarta menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan daerah, dan tak juga dapat kita sangkal bahwa selama ini kota Jakarta dibangun dan berjalan diatas pendapatan tersebut.

Bayangkan jika semua tempat hiburan malam itu ditutup, maka pemprov DKI akan kehilangan banyak nilai sumber pendapatan daerah.

Dampak penutupan tempat hiburan malam itu akan mempengaruhi ekonomi daerah Jakarta tentunya.

Kita semua tahu, bahwa kota besar seperti Jakarta ini membutuhkan biaya pembangunan dan pengoperasian yang tak sedikit, pembangunan infrastruktur setingkat ibu kota tentu beda kelas dengan pembangunan infrastruktur didaerah.

Penutupan tempat-tempat hiburan malam akan mempengaruhi ekonomi dan pembangunan Jakarta.

Tak hanya dari sisi ekonomi, penutupan seluruh tempat hiburan malam akan melahirkan banyak bahkan ribuan pengangguran baru di Jakarta, kota ini akan memiliki ledakan pengangguran baru dampak dari penutupan tempat hiburan itu.

Seperti kita semua ketahui, saat ini Jakarta telah memiliki jutaan pengangguran tanpa pekerjaan, ditambah dengan pengangguran baru lulusan sekolah tiap tahunnya saja Jakarta masih punya PR yang berat, apalagi jika harus ditambah jumlah pengangguran dampak penutupan ini.

Secara pribadi saya setuju adanya "jamban" dirumah tempat kita mengumpulkan kotoran dan membuang kotoran dirumah kita, bayangkan jika dirumah kita tidak pernah ada "jamban" maka dapat kita pastikan kita akan menjumpai tumpukan dan ceceran kotoran di seluruh rumah kita.

Seperti halnya "jamban" dirumah kita, tempat hiburan malam sebaiknya diatur dan diposisikan di ruang yang tepat, untuk maksud yang tepat, kegunaan yang tepat, dan kebutuhan yang tepat.

Kita semua pasti tahu bahwa prostitusi bahkan sudah ada sejak zaman nabi-nabi, jadi sama halnya warna putih dan hitam, terang dan gelap, panas dan dingin, amal dan dosa, dunia ini selalu memiliki dua sisi, tak pernah mungkin kita hapus sisi lain, yang dapat kita lakukan hanya memilih, warna apa yang hendak kita pilih, dijalan mana kita hidup, apakah pahala atau dosa yang kita kejar, itu semua pilihan kita masing-masing, keputusan kita masing-masing, dan tanggung jawab kita masing-masing.

Jadi jika Mukidi memilih main dan hangout dimangga besar ya biarkanlah, dari pada dia mumet, sumpek dan jadi nekat, lebih baik dia nongkrong di "jamban" buang hajatnya, begitulah kura-kura.

0 Response to "SELURUH HIBURAN MALAM AKAN DITUTUP, ANIES : KITA TIDAK AKAN BIARKAN PROSTITUSI DI DKI"

Posting Komentar