SAKIT LAGI! MAU JERAT SETYA NOVANTO “BELUT BEROLI” LAGI? KPK HARUS LAKUKAN INI




seword.com
Anda tahu julukan Setya Novanto? Papa Sakit, Papa Minta Saham, Papa Bank Bali, Papa Ngantuk, Papa Terkuat versi Trump, dan Papa Lolos adalah istilah popular nan kerennya. Pasca lolos dari Jalan Sarpin praperadilan, kini KPK menetapkan kembali dia sebagai tersangka E-KTP. Kini dia sakit lagi. Setelah lolos dari jeratan hukum di berbagai kasus korupsi. Publik pun tetap skeptis terhadap kemampuan perang melawan manusia seribu teman nir musuh – selain KPK ini.

Publik yang paling tolol jika ada di Bumi ini pun tahu, dia adalah adidaya the Mighty, kekuatan tanpa batas, dia yang tak tersentuh the Untouchable, di Indonesia. Diyakini, tidak ada manusia di Indonesia ini yang kekuatannya melebihinya. Sepak terjangnya tak tertandingi. Licinnya luar biasa. Bahkan belut beroli pun kalah licin ibaratnya dengan kelihaiannya keluar dari jeratan hukum.

Jurus yang dia pakai sungguh luar biasa dan di luar kebiasaan, bahkan bisa mengorbankan orang lain jika perlu – kasus Djoko S. Tjandra bisa menjadi contoh. Nah, untuk itu KPK harus ekstra hati-hati dan rapi agar bisa menjerat manusia belut beroli ini.

Praperadilan Jalan Sarpin

Untuk melawan Setya Novanto, KPK harus segera memeriksanya. Dia pasti akan menggunakan haknya untuk mengadu untung Jalan Sarpin – istilah praperadilan terobosan manusia aneh Hakim Sarpin tentang penetapan tersangka jadi obyek praperadilan. Di praperadilan pun yang akan mengadilinya tak jauh-jauh hakim tunggal kelas cere dan pro pembebasan koruptor semacam Cepi Iskandar.

Jika KPK tidak segera memeriksanya, maka dipastikan Setya Novanto akan menggunakan jurus kedua si tukang bohong eyang saya Presiden Soeharto, dia akan mendadak sakit untuk semua jenis penyakit. Berlindung di balik kerahasiaan penyakit – RS Mitra dan lain-lain – tentu akan dengan enaknya menjadi tempat berlindungnya dari kejaran pemeriksaan terhadapnya.

Bahkan saingan dan lawan politik internal di Golkar Jusuf Kalla pun tidak bisa mendapatkan jejak informasi medis manusia terkuat di Indonesia ini. RS Mitra tidak mau mengeluarkan rekam medis penyakitnya. Nah, apalagi KPK tentu tidak akan dianggap sama sekali oleh RS Mitra dan sejenisnya jika memertanyakan penyakit kambuhan ala para koruptor.



Segara Periksa dan Tahan

Kini KPK berpacu dengan waktu. Setelah berbuat bodoh dengan tidak memeriksa dan memanggil Setya Novanto selama berbulan-bulan, hingga dia lolos dan menang di praperadilan, kini KPK harus tegas dan cepat menahannya. KPK juga harus ingat taktik manusia yang pernah terseret Papa Minta Saham ini selalu buying time – sambil mengatur dan menghimpun kekuatan.

Pada penetapan pertama Setnov sebagai tersangka, KPK membiarkan dia berbulan-bulan dan seiring dengan itu KPK pun diserang dengan Pansus KPK yang senyatanya bertujuan membebaskannya dari jerat hukum. Hasil audit BPK yang memang juga bobrok yang diberikan kepada Pansus dipakai oleh Hakim semprul Cepi Iskandar untuk membebaskannya.

Kini dengan cara yang hampir sama, KPK diserang dengan alasan ecek-ecek: surat penetapan. Selain itu tentu Pansus KPK akan bergerak lagi. Setelah kemenangan Setya Novanto serangan Pansus KPK mereda. Dipastikan dengan ditetepkannya lagi Papa Sakit ini, Pansus KPK akan bergerak lagi. Fokusnya lebih bervariasi – (meskipun Masinton dengan cekatan dihabisi oleh Ibu Mega setelah mendapatkan bisikan orang penting. Karena bualan Masinton kontra produktif untuk NKRI dan PDIP.)

Pun serangan Setya Novanto kali ini bukan hanya DPR versus KPK, namun KPK versus Polri, agar menciptakan krisis perang baru Cicak versus Buaya jilid 4. KPK hendak diadu domba dengan Polri. Untuk hal ini Presiden Jokowi dengan tegas memerintahkan Polri untuk bertindak tepat,artinya tidak menanggapi provokasi Setya Novanto.

Untuk mencegah hal ini terulang, KPK harus segera 1) memeriksa Setya Novanto sebagai tersangka sehingga kesempatan untuk mencari Jalan Sarpin atau sakit lagi dan peran Pansus KPK tidak terdengar nyaring lagi. Lalu 2) menahannya dengan cepat untuk mengamankan bukti-bukti berdasarkan konstruksi hukum yang telah 100% benar diyakini akan mampu menjeratnya.

KPK harus menggunakan wewenangnya untuk menahannya, meskipun dia sakit agar ada second opinion. Jika tidak, maka KPK hanya akan menjadi bagian dari dagelan Setya Novanto, dan di situlah sinyalemen KPK yang bobrok akan terbukti. Demikian the Operators. Salam bahagia ala saya.

0 Response to "SAKIT LAGI! MAU JERAT SETYA NOVANTO “BELUT BEROLI” LAGI? KPK HARUS LAKUKAN INI"

Posting Komentar