Selamat malam Batfans! Pernah punya temen yang ngomongnya pintar dan pede tapi ketika pelaksanaan melempem kayak kerupuk masuk angin? Mungkin sebagian besar dari kita pernah punya temen seperti itu. Ngeselin yah? Iya, pake banget.
Menurut saya berdasarkan berbagai sumber ada sedikitnya tiga masalah besar di Jakarta yaitu kemacetan, banjir dan perumahan. Tiga masalah ini mempengaruhi hidup orang banyak, macet misalnya membuat banyak orang harus buang energi, waktu dan biaya. Banjir kemarin 500 lebih orang mengungsi.
Kita bicara soal banjir sekarang, banjir ini memalukan untuk sebuah ibukota. Masa ibukota bisa kebanjiran apalagi Jakarta adalah kota paling maju di Indonesia. Jakarta ini penduduknya sangat padat dan aktifitasnya tinggi. Masa tiap musim hujan harus lumpuh?
Ketika masalah banjir ini ditanyakan saat kampanye kemarin, Anies dengan percaya diri menjelaskan penyebab dan bagaimana solusinya. Ia bagi sungai menjadi tiga bagian hulu, tengah dan hilir lalu ia jelaskan dengan keren bagaimana solusi tiap-tiap bagian tersebut.
Anies menyampaikan solusinya seperti seorang dosen menyampaikan materi perkuliahan. Ia terlihat percaya diri dan apa yang dia sampaikan seperti masuk akal. Coba saja, kalau kita tidak paham betul tentang masalah tersebut, solusi yang ditawarkan oleh Anies seperti masuk akal. Apalagi cara penyampaiannya seperti itu tentu akan menghipnotis orang-orang yang pikirannya lemah.
Sesudah menjadi Gubernur apa yang terjadi? Berubah 180 derajat. Banjir melanda Jakarta dan Anies bersama Sandi kerap menjawab masih mengumpulkan masukkan. Loh bukannya saat kampanye sudah memiliki solusi? Kalau sekarang saat menjabat masih mengumpulkan masukkan, lalu saat kampanye kemarin dia bicara apa dong?
Kegagapan Anies-Sandi ketika real berhadapan dengan satu masalah Jakarta ini bisa terlihat dari wawancara dengan wartawan berikut ini. Mendadak percaya diri yang terlihat saat kampanye kemarin hilang begitu saja setelah menjabat.
sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=qipZXoKbIo4
Kenapa Anies bercerita tentang vertikal drainase dan segalanya itu? Sederhana saja, Anies berprinsip untuk tidak melakukan penggusuran. Sebenarnya ini juga hanya karena Anies ingin tampil sebagai anti tesisnya Ahok, jadi apapun dia lakukan asal beda dengan Ahok. Sementara Ahok oleh lawan-lawannya sengaja dicitrakan sebagai orang kejam tukang gusur sampai ada puisinya segala. Puisi terbodoh yang pernah saya dengar.
Nah kalau tidak menggusur seperti Ahok lalu bagaimana solusi mengatasi banjir? Maka Anies mendongeng sedemikian rupa supaya terpilih saja dulu, jadi pokoknya meyakinkan.
Sebenarnya dengan akal sehat saja kita sudah tau solusi dari Ahok adalah solusi yang tepat. Banjir terjadi karena luapan sungai, kenapa meluap? Karena sungai menyempit jadi ketika hujan sungai-sungai tidak mampu menampung air. Kenapa menyempit? Ada perumahan-perumahan disekitar sungai, sedimentasi, sampah, dan sebagainya. Solusinya lebarkan kembali sungai dan lancarkan aliran sungai. Hilangkan semua yang membuat sungai menyempit. Dah sesederhana itu walaupun prakteknya gak sesederhana itu.
Cara tadi adalah teknik mencari akar permasalahan menggunakan 7 why, bertanya terus kenapa dan kenapa dan kenapa hingga 7 kali. Setelah tau akar permasalahannya baru kita bisa mencari solusi. Ini teknik sederhana yang ada di jurusan manajemen, teknik Industri, dan lainnya.
Lalu apakah benar Anies tidak melakukan penggusuran?
Suara.com - Warga yang berdiam di gubuk-gubuk atau bangunan semi-permanen sepanjang jalan inspeksi Kanal Banjir Barat (KKB), tanah Abang, Jakarta Pusat, menjadi sasaran penggusuran pertama pada era Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Seluruh bangunan tersebut digusur pemprov pada Senin (13/11/2017). Penggusuran tersebut dikritik banyak pihak, karena Anies dan Sandiaga saat kampanye Pilkada 2017, berjanji tak menggusur warga.
0 Response to "PEDE SAAT KAMPANYE, NAMPAK BINGUNG SAAT MENJABAT"
Posting Komentar