MEMBACA GELAGAT, MENJADI PION ATAU PENGKHIANAT, MANAKAH YANG AKAN DIPILIH ANIES?






Mari kita mencoba memahami fenomena yang terjadi di negeri kita ini. Jangan pernah berfikir, bahwa kita sebagai rakyat jelata tidak bisa melakukan apa-apa, justru kita sebagai rakyat jelata ini yang sangat berperan penting tentang mengenai akan dibawa kemana negara kita ini. Mengapa begitu? Karena kita berada di negera demokrasi, dimana yang memilih pemimpin adalah kita.

Oleh sebab itu, pentingnya memikirkan kemungkinan yang ada dengan mencoba memahami apa yang terjadi sangatlah perlu. Ditambah wawasan yang dapat kita peroleh dari manapun dengan catatan filter rasionalitas kita harus digunakan dengan benar, supaya kita tidak terjerat dalam hoax.

Seperti kita ketahui, pilkada DKI yang lalu sangat menyita perhatian publik, dari dalam negeri maupun luar negeri. Isu yang sangat mendasar dihembuskan yaitu terkait SARA. Mengapa Jakarta menjadi hal penting untuk diperebutkan? Karena disanalah ibu kota Indonesia, secara otomatis menjadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia. Jika bisa menjadi primadona di Jakarta, maka informasi akan menyebar keseluruh pelosok Indonesia dan bahkan dunia. Hal ini sudah dibuktikan dengan terpilihnya Jokowi menjadi Presiden lantaran namanya yang melambung akibat menjadi Gubernur Jakarta.

Hal itu sangat dipahami oleh para elit politik beserta pendukung tanpa bayangan yang berada di belakang mereka, yaitu para rente yang menyedot kekayaan dengan cara-cara yang tidak terpuji.

Gubernur priode baru telah terpilih, dan petahana pun tersungkur lantaran dakwaan kasus penistaan agama. Saat kampanye, masing-masing penantang petahana menghembuskan isu-isu yang menurunkan elektabilitas dengan cara retorika yang cantik dan menyentuh sentimen mendasar. Karena hanya melempar isu saja yang bisa dilakukan oleh pelawan petahana lantaran belum bisa berbuat apa-apa. Berbeda dengan petahana yang tak perlu isu, tetapi hanya mengatakan apa yang telah diperbuat dan apa trobosan ke depan untuk melengkapi itu.

Yang menjadi Aneh menurut saya meskipun Anies-Sandi sudah dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur, tetapi pernyataan-pernyataan mereka masih sama seperti saat kampanye, penuh retorika tanpa aksi nyata, bahkan masih saja terkesan nyinyir.



Salah contoh kesan retorika adalah, saat Anies meminta Walikota mencari solusi mengenai idenya berupa rumah lapis. Dalam rapat pengarahan, Anies bahkan masih saja nyinyir terkait kebijakan Ahok saat menggusur dengan menyediakan rusun yang jauh dari tempat gusuran, sehingga orang ogah untuk pindah. Ide Anies sangat bagus, tetapi saat ditanya oleh walikota gambaran mengenai ide tersebut, Anies justru terkesan mempermalukan wali kota tersebut dengan menyuruhnya mencari solusi atas ide yang dilontarkan oleh Anies, karena untuk itu wali kota diangkat. Karena bukan lagi masa kampanye, sebaiknya Anies tidak hanya retorika tetapi cenderung ke teknis, bagaimana caranya menanggulangi permasalahan yang ada.

Selain itu, Anies juga seperti melempar bola panas untuk Jokowi lantaran dalam peresmian tol becakayu, dia menanyakan amdal. Pernyataan Anies tersebut dijadikan sebagai bahan menyerang Jokowi oleh para pendukung. Padahal jika mau berfikir sedikit saja, tol tersebut mangkrak dari zaman Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati hingga SBY selama dua priode, jika tidak amdal, alangkah bodohnya orang yang mengurusi hal tersebut, karena ini adalah proyek besar. Dan menurut saya, para investor bukanlah orang bodoh, karena jika mereka main-main dengan kelengkapan izin akan beresiko ditebas oleh pedang hukum. Dan tentu akan banyak lagi bola panas yang dilemparkan kepada pemerintahan pusat seperti reklamasi dan lain-lain. Padahal reklamasi juga sudah digagas dan dibuatkan aturannya sejak orde baru. Jadi kemarin-kemarin kemana saja?

Kebijakan Anies seperti cenderung kepada mencari pendukung, karena kebijakan yang dibuat tidak memperdulikan tentang perarturan yang ada, seperti akan membuat selter di kampung Akuarium dimana warga secara ilegal menempati lahah tersebut. Selain itu, terkesan dia juga ingin mengambil hati masyarakat pengguna sepeda motor dengan memperbolehkan sepeda motor melewati Thamrin. Aksi lainnya adalah mengenai penutupan Alexis yang digembar-gemborkan sedemikian rupa.

Yang menjadi pertanyaan saya, Anies mencari pendukung dan melempar bola panas ke Jokowi itu maksudnya apa ya? Ingin mencalonkan diri sebagai Presiden, karena dulu dia juga pernah ikut konvensi capres demokrat, atau dia hanya menjadi pionnya prabowo untuk memuluskan langkahnya dalam pilpres 2019? Tetapi biarlah waktu yang menjawabnya. Apakah Anies akan berkhianat kepada Prabowo atau memang Anies menjadi senjata Prabowo memporak-porandakan Jokowi dengan berbagai isu yang dilempar untuk menurunkan elektabiltas Jokowi yang melesat hebat.

0 Response to "MEMBACA GELAGAT, MENJADI PION ATAU PENGKHIANAT, MANAKAH YANG AKAN DIPILIH ANIES?"

Posting Komentar