ANALISA POLITIK : ANIES JADI GUBERNUR JAKARTA ADALAH BAGIAN DARI AGENDA BESAR MEREKA!!






seword.com- Sekilas orang pikir karena Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang sekarang adalah orang-orang bodoh yang tidak siap untuk memimpin Ibu kota. Dihari pertamanya saja, hanya beberapa saat setelah pelantikkan, si gubernur sudah menuai pro dan kotra tentang konteks isi pidato yang menggunakan kata "Pribumi". Lalu pernyataan-pernyataan nyeleneh mereka tentang rumah lapis, trotoar, penanganan Tanah Abang dan yang teranyar adalah isu tentang perhitungan anggaran APBD yang sudah diluar nalar orang sehat. Tapi mereka asyik-asyik saja. Bahkan terkesan tidak peduli dan terus melanjutkan kekacauan demi kekacauan.

Namun, kalau saya cermati, memenangkan Pilkada Jakarta tujuan sebenarnya bukan untuk melanjutkan pekerjaan yang sedang berjalan, juga bukan untuk memajukan kotanya dan membahagiakan warganya.

Kenyataan atas pernyataan yang dikeluarkan oleh Wakil Gubernur tentang cara untuk mencari pendapatan tambahan atas kekurangan APBD sebesar Rp 7.9T, dengan menaikkan target pajak warga, bukanlah cara yang akan membahagiakan warganya. Atau ide untuk memulti-fungsikan trotoar juga tidak mungkin akan membahagiakan warganya, atau menaikkan tarif TransJakarta menjadi Rp 5000 juga tidak membahagiakan warga.

Saya malah cenderung berpikir bahwa semua yang saya sebutkan diatas adalah satu paket kesengajaan. Seperti misalnya pidato "pribumi"nya, adalah satu kesengajaan yang direncanakan dengan matang tentang akibat-akibatnya. Sampai hari ini Anies, masih tidak memperlihatkan rasa bersalahnya.

Sementara Rakyat Indonesia tahu persis bahwa kekuatan yang dimiliki oleh kubu sebelah adalah massa bayaran yang kalau dipriwit untuk unjuk rasa, mereka akan dengan sigap datang ke Jakarta. Dan jumlah ini bisa sangat banyak seolah tanpa batas asal harga cocok dengan apa yang dipesan. Sayangnya, semua modus unjuk rasa mereka selalu mempunyai agendanya yang sama yaitu melengserkan Presiden Indonesia.

Bagi mereka, Ahok adalah sasaran untuk menggelitik Jokowi. Mencabut Ahok dari posisinya dan mendudukkan Anies di kursi nomor satu Jakarta adalah rangkaian rencana.

Dan ini analisa detailnya:

Katakan begini, Plan A adalah mengkriminal Ahok. Kebetulan saja Ahok keseleo lidah, jika tidakpun, mereka akan mencari cara mengkriminalisasi dan menuntut memenjarakan dia tanpa proses pengadilan. Lalu rencana mereka kemudian adalah menyeret Jokowi untuk intervensi.

Jika waktu itu Jokowi terpancing dan intervensi, tuduhan super empuk sudah disiapkan. Yaitu pro Aseng dan anti Islam karena terbukti Jokowi membela Ahok yang etnis Cina dan non-Muslim. Dua tuduhan ini bisa menjadi jurus telak mereka untuk menggerakkan unjuk rasa diseluruh Indonesia dan mengguncang keamanan nasional. Mereka menghadapkan Jokowi pada dua pilihan, keamanan negara terancam atau dia keluar dari Istana.

Namun Mereka tidak kenal siapa Jokowi. Jokowi sudah mencium gelagat mereka. Makanya, Jokowi mengambil sikap sepenuhnya menyerahkan semua putusan pada pengadilan. Keteguhan Jokowi untuk tidak mengintervensi dan pembatalan banding yang Ahok lakukan berhasil meluluh lantahkan Plan A mereka.

Plan A pun gagal walaupun Ahok sudah berhasil dibungkam.

Sekarang Plan B disiapkan dan dijalankan, Agendanya? Yaitu, Anies Baswedan wajib memenangkan Pilkada Jakarta APAPUN CARANYA! Makanya pentolan PAN dan PKS yang kental akan ajaran agama Islam diam saja ketika ayat dan mayat dilibatkan dalam kampanye untuk memenangkan Pilkada. Apalagi Gerindra yang notabene bukan partai Agama. Semua partai pendukung Paslon tiga diam seolah setuju dengan apa yang dilakukan.

Dan awal dari Plan B berhasil dilakukan. Anies memenangkan Pilkada dengan mengusung Program atau janji kampanye yang secara kasat mata tidak ada yang masuk akal. Namun tetap berhasil membuai warga Jakarta dengan janji sepetak kampling di surga.

Lalu apa plan B selanjutnya setelah kemenangan ditangan?



Yaitu, Mengaduk-aduk Jakarta dengan pura-pura melakukan usaha memenuhi janji kampanye yang tidak masuk akal. Mulai dari membuat pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan Undang-Undang sampai mencabut semua program Gubernur lama dan memasukkan program baru yang dijanjikan. Termasuk menyentil nama Alexis sebagai awal dari langkah mensyariahkan Jakarta.

Secara nalar saja sudah tidak masuk akal, bagaimana akan mendapatkan tambahan Rp 7.9T jika si gubernur mengatakan dia hanya mau pajak dari kegiatan usaha yang halal saja? Disatu sisi APBD bertambah, disisi lain PAD berkurang.

Coba perhatikan, belum juga satu bulan menjabat, kegaduhan polemik sudah menguasai jagat maya. Dan memang itulah tujuannya. Membuat warga Jakarta resah dan jengah. Kasus demi kasus pelanggaran Undang-Undang terus dilakukan. Janji mulai diingkari. Sekarang kaum buruh beraksi, lama-lama ada banyak warga dari luar Jakarta tiba-tiba berujuk rasa menuntut Menteri Dalam Negeri atau bahkan Jokowi untuk memecat si Gubernur.

Bisa terbayang kan reaksi apa yang akan terjadi jika Pemerintah terpancing oleh banyaknya massa yang berunjuk rasa menuntut gubernur Jakarta dipecat?

Pertama, mereka akan MULAI MEMAINKAN PERANNYA dengan menuduh kelompok pengunjuk rasa adalah pendukung Ahok yang masih marah karena Ahok dipenjara. Kedua, ada kelompok lain di dunia maya yang mulai menyebarkan dan menviralkan isu tentang tuduhan pada Ahokers yang anti Islam. Ketiga, ada kelompok lain lagi yang turun ke jalan menjual agama untuk mempertahankan gubernur yang seiman.

Padahal ketiga kelompok yang berunjuk rasa semuanya datang dari kubu yang sama. Ketiga kelompok itu masih mereka-mereka juga.

Kalau ini terjadi, mereka kembali memainkan taktik menempatkan pemerintah dan Jokowi dalam sebuah jeopardi. Sama persis seperti kasus Ahok dulu. Namun ini lebih parah. Karena Anies didukung oleh "warga" yang memilih dia atas dasar kesamaan agama.

Situasinya diputar balikkan. Dulu yang mendemo Ahok adalah umat Islam "katanya" seindonesia, dan pendukung Ahok melawan. Nanti, yang mendemo Anies "katanya" pendukung pemerintah dan "umat islam seIndonesia" akan melawan.

Lalu para pendemo ini akhirnya akan berteriak, "Kalau jokowi tidak mampu memecat Anies, lengser saja!" dan unjuk rasa ini akan kental dengan agama dan dilakukan di seluruh Indonesia.


Untungnya, Jokowi bukan orang yang bisa dengan mudah terpancing. Dia akan bersikap sama. Paling Jokowi akan bilang, "Lah? Yang dulu milih Anies siapa? Silahkan saja diurus sendiri. Toh kalau Anies ketahuan korupsipun bukan presiden yang mengurusnya. kita kan punya KPK dan pengadilan. Proses saja."

Untungnya kita punya Presiden yang konsisten akan ketegasannya pada keputusan untuk tidak pernah mengintervensi pada kasus apapun juga. Dan ini yang membuat posisi presiden aman dari segala goncangan.

Intinya, mereka menjadikan Anies sebagai umpan untuk terus melakukan tindakan-tindakan konyol yang memancing kegaduhan. Kegaduhan ini adalah unjuk rasa massa Jakarta yang menuntut pemerintah memecat Gubernur Jakarta. Jika pemerintah tidak mampu tegas, maka si pengunjuk rasa akan menuntut Jokowi untuk keluar dari Istana. Selalu itu agenda mereka. "Mengeluarkan Jokowi dari Istana".

Kecuali warga Jakarta sendiri berhasil melengserkan Anies dari jabatannya tanpa melibatkan campur tangan pemerintah, maka Plan B mereka bisa dikatakan gagal total. Dan saya yakin, jika plan B gagal, mereka sudah menyiapkan Plan C dan seterusnya.

Saya tidak punya bola kristal yang bisa melihat kejadian masa depan. Ini hanya analisa dan opini saja. Jangan dianggap benar... walaupun masuk diakal.

0 Response to "ANALISA POLITIK : ANIES JADI GUBERNUR JAKARTA ADALAH BAGIAN DARI AGENDA BESAR MEREKA!!"

Posting Komentar