seword.com- satu jurus bagi orang yang terciduk karena melakukan pelanggaran hukum adalah minta maaf. Minta maaf sangat ampuh untuk memperbaiki citra diri. Minta maaf juga ampuh untuk mengurangi ancaman hukuman yang akan diterima oleh orang yang melakukan tindak kriminal. Ada yang benar-benar minta maaf secara tulus dari hati, ada juga yang minta maaf dengan tujuan untuk memperbaiki citra diri dan agar hukumannya bisa berkurang. Sah-sah saja. Apapun motif minta maafnya, patut kita apresiasi dibanding orang yang jelas-jelas melakukan kesalahan dan sudah divonis hakim, tapi tetap tidak menyesali perbuatannya, contohnya Jonru.
Tanpa butuh waktu lama, Admin Mca menyatakan menyesali perbuatan dan meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan. Salah satu anggota kelompok inti Muslim Cyber Army, Muhammad Luth, mengakui bahwa menyebarkan isu-isu provokatif sebagaimana dilakukan kelompoknya selama ini merupakan kesalahan. Admin grup WhatsApp "The Family MCA" itu juga menyesali perbuatannya. "Saya mengakui telah menyesal. Dan tadi juga sepakat teman-teman di atas mengakui juga kepada saya, menyesal mereka semua," ujar Luth di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Luth mengatakan, para anggota MCA yang ditangkap juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Menurut Luth, ia tak menyadari bahwa konten yang selama ini disebarkan MCA masuk kategori hoaks. "Karena beda mungkin pandangan sebagai jurnalis, kami dibilang hoaks atau bohong, karena kami tersangka," kata Luth.
Kemudian, kata Luth, ada anggota kepolisian yang memberikan pengertian kepada pelaku bahwa konten yang disebarkan MCA tidak benar. "Merekalah yang menyadarkan kami semua di sini," ujar dia.
Pada intinya mereka minta maaf dan menyesali perbuatannya tak lama setelah tertangkap. Mungkin permintaan maaf dan penyesalan mereka terlihat janggal karena secepat dan semudah itu mereka minta maaf setelah bertahun-tahun melakukan kejahatan. Terus bagaimana kita sebagai pendukung pemerintah menyikapi permintaan maaf mereka?
Kita berbeda dengan FPI dan Alumni 212 yang berlagak melebihi Tuhan, dimana tidak bisa memaafkan kekeliruan Ahok, padahal Ahok telah minta maaf dan menyesali perbuatannya secara terbuka. Sudah ada i’tikad baik dari Ahok. Tapi karena FPI dan Alumni 212 berlagak lebih dari Tuhan, maka mereka tak sudi memaafkan Ahok. Padahal, Tuhan sendiri maha pemaaf.
Tapi memang mereka sebenarnya tidak mempersoalkan penistaan agama. Mereka hanya tidak ingin Ahok menjadi kepala daerah, apalagi presiden. Mereka iri dan dengki melihat etnis China dan non muslim menjadi kepala daerah di Indonesia. Jadi sebisa mungkin, mereka akan terus menekan dan mengintimidasi Ahok agar karir politik Ahok hancur lebur.
Mungkin kita sebal dan marah melihat negeri tercinta kita diobok-obok, dibuat berseteru, rakyat diadu domba dengan berita hoax, ujaran kebencian, dan provokasi yang dilakukan oleh MCA. Kita ingin MCA dihukum seberat-beratnya. Tapi semarah-marahnya kita, jangan sampai kita berlagak melebihi Tuhan. MCA sudah menyesali perbuatan dan meminta maaf secara terbuka. Sudah selayaknya kita mengapreasiasi permintaan maaf mereka. Mereka jauh lebih kesatria dibanding Jonru, yang meskipun sudah divonis bersalah, tetap tidak mau mengakui kesalahan. Mereka juga lebih berani dibanding Rizieq, yang sudah jelas-jelas tersangka, tapi memilih kabur ke Arab karena takut jerat hukum.
Kalaupun ada udang dibalik batu dari permintaan maaf mereka, itu urusan mereka dengan Tuhan. Kita tetap harus kita maafkan. Kita do’akan semoga mereka mendapat hidayah Tuhan, bisa menjadi warga negara Indonesia yang lebih baik, serta mau membantu polisi untuk membongkar teman-teman mereka yang belum tertangkap. Boleh kita marah sama mereka, tapi tetap kita harus bisa bersikap bijaksana. Kita tiru sikap presiden Jokowi yang tidak pendendam. Jokowi bahkan memuliakan orang tua, meskipun seorang tersangka. Jokowi yang meminta Abu Bakar Ba’asyir dibawa ke rumah sakit karena beliau sedang sakit.
Satu hal, permintaan maaf mereka tidak membuat proses hukum mereka dihentikan. Mereka tetap harus menjalani proses hukum sesuai dengan prosedur yang berlaku. Itu yang harus mereka pahami. Jika memang kejahatan mereka masuk kategori berat, mereka pun akan mendapat hukuman yang setimpal. Bukti dari penyesalan adalah menjalani proses hukum dengan ikhlas. Bukti dari permintaan maaf adalah siap menjalani hukuman yang nanti akan ditetapkan oleh majlis hakim.
0 Response to "Viral !!! MCA Minta Maaf, Dimaafkan, Tapi Hukum Tetap Berjalan"
Posting Komentar